MARKET NEWS

Harga Minyak Naik, Saham MEDC hingga ELSA Menghijau

TIM RISET IDX CHANNEL 02/07/2024 10:36 WIB

Saham emiten minyak dan gas (migas) condong menguat pada lanjutan sesi I, Selasa (2/7/2024).

Harga Minyak Naik, Saham MEDC hingga ELSA Menghijau. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten minyak dan gas (migas) condong menguat pada lanjutan sesi I, Selasa (2/7/2024) seiring komoditas energi acuannya dalam tren naik.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.22 WIB, saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memimpin penguatan, yakni sebesar 5,43 persen.

Di bawah APEX, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tumbuh 2,24 persen, melanjutkan penguatan dua hari sebelumnya.

Kemudian, saham PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) terapresiasi 1,24 persen dan PT Elnusa Tbk (ELSA) menghijau 0,92 persen.

Tidak hanya itu, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) meningkat 1,03 persen, AKRA 0,62 persen, dan RAJA 0,42 persen.

Diwartakan sebelumnya, minyak mentah berjangka (futures) menguat pada pembukaan perdagangan Selasa (2/7/2024).

Minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,2 persen di level USD83,55 per barel dan Brent bergerak naik 0,27 persen di level USD86,83 per barel pada pukul 09.42 WIB.

Pada sesi Senin (1/7), harga minyak WTI ditutup terapresiasi signifikan 2,02 persen di level USD83,38 per barel. Sementara, minyak Brent ditutup naik 0,29 persen di level USD86,66 per barel.

Minyak mentah kini berada pada level tertinggi dalam dua bulan, didorong oleh ekspektasi peningkatan permintaan selama musim panas dan meningkatnya antisipasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS).

American Automobile Association memproyeksikan pertumbuhan tahunan dalam perjalanan liburan sebesar 5,2 persen, dengan perjalanan mobil saja diperkirakan meningkat sebesar 4,8 persen dari tahun lalu.

Sementara itu, moderasi inflasi AS baru-baru ini memicu optimisme bahwa The Federal Reserve (The Fed) mungkin mempertimbangkan penurunan suku bunga pada September, yang dapat meningkatkan aktivitas dan permintaan perekonomian.

PMI Manufaktur ISM AS secara tak terduga juga dilaporkan turun menjadi 48,5 pada Juni 2024 dari 48,7 pada Mei, di bawah perkiraan sebesar 49,1.

Angka tersebut menunjukkan penurunan aktivitas manufaktur selama tiga bulan berturut-turut, karena permintaan kembali melemah, output menurun, dan input tetap akomodatif. Sementara itu, tekanan harga merupakan yang terendah sepanjang tahun ini.

Sebelumnya, data inflasi terbaru AS membuat para investor meningkatkan spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada September.

Inflasi di AS berdasarkan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), turun tipis menjadi 2,6 persen secara tahunan pada Mei dari 2,7 persen pada April.

Indeks Harga PCE inti, tidak termasuk harga pangan dan energi yang berfluktuasi di level 2,6 persen pada periode yang sama, turun dari kenaikan 2,8 persen yang tercatat pada April.

Investor kini fokus pada pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell hari ini, rilis risalah rapat FOMC pada Rabu esok, dan data nonfarm payroll AS pada Jumat untuk mendapatkan lebih banyak wawasan yang dapat meningkatkan harapan penurunan suku bunga.

Di sisi pasokan, Badai Beryl kemungkinan besar akan berdampak pada produksi minyak di Teluk Campeche, Meksiko, meskipun pasar pada awalnya mengantisipasi gangguan terhadap penyulingan minyak dan produksi lepas pantai tersebut. (ADF)

SHARE