MARKET NEWS

Harga Minyak Naik Tipis di Awal Pekan Jelang Rilis Data Inflasi AS

Maulina Ulfa 27/05/2024 09:50 WIB

Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent naik tipis pada perdagangan Senin (27/5/2024).

Harga Minyak Naik Tipis di Awal Pekan Jelang Rilis Data Inflasi AS. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent naik tipis pada perdagangan Senin (27/5/2024), menjelang rilis data inflasi PCE Amerika Serikat (AS).

Harga minyak WTI menguat 0,03 persen di level USD77,86 per barel dan harga minyak Brent masih tertekan 0,06 persen di level USD82,16 per barel pada pukul 08.45 WIB.

Harga minyak sempat ditutup turun pada perdagangan Kamis (23/5/2024) sebelum akhirnya ditutup menguat menjelang akhir pekan.

Pada perdagangan Rabu (22/5/2024), harga minyak sempat anjlok 2,13 persen untuk WTI di level USD77,57 per barel dan penurunan 1,18 persen untuk Brent di level USD81,9 per barel.

Melansir Investing.com, harga minyak sedikit naik di perdagangan Asia dan sedikit pulih dari penurunan tajam minggu lalu karena para investor tengah menunggu isyarat lebih lanjut mengenai inflasi Amerika Serikat (AS) dan pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+) minggu ini.

Namun, volume perdagangan diperkirakan akan terbatas karena libur di AS dan Inggris.

Harga minyak berhenti mengalami penurunan mingguan di tengah isyarat inflasi sudah ditunggu pasar.

Kedua kontrak tersebut turun lebih dari 2 persen setiap minggunya setelah tenggelam ke posisi terendah pada Februari, karena kekhawatiran akan tingginya suku bunga yang berkepanjangan meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan.

Fokus minggu ini adalah data indeks harga PCE AS, yang merupakan ukuran inflasi pilihan bank sentral The Federal Reserve (The Fed).

Serangkaian peringatan dari pejabat Fed mengenai inflasi yang tinggi telah mengguncang harga minyak pada minggu lalu, karena para investor terus mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga tahun ini.

Pasar khawatir bahwa suku bunga yang tinggi akan menghambat aktivitas ekonomi dan pada gilirannya mengurangi permintaan minyak mentah dalam beberapa bulan mendatang.

Data yang menunjukkan peningkatan tak terduga dalam persediaan minyak AS juga membebani minyak mentah. Meskipun, permintaan di negara konsumen bahan bakar terbesar di dunia ini akan meningkat seiring dengan banyaknya perjalanan di musim panas.

Pertemuan OPEC+ juga dinanti investor yang menunggu petunjuk arah pasokan minyak dunia lebih lanjut.

Pasar minyak juga mengantisipasi pertemuan OPEC+ pada 2 Juni, di mana kelompok produsen minyak ini diperkirakan akan memutuskan apakah mereka akan memperpanjang pengurangan produksi hingga melewati batas waktu akhir Juni.

Pengurangan produksi yang berkepanjangan dan potensi peningkatan permintaan dapat menyebabkan pasar minyak menjadi lebih ketat dalam jangka pendek, yang menjadi pertanda baik bagi harga minyak.

Pengurangan produksi OPEC ditujukan terutama untuk mendukung harga minyak mentah selama setahun terakhir.

OPEC juga memperkirakan permintaan akan meningkat sebesar 2,25 juta barel per hari pada tahun ini, sementara Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pertumbuhan permintaan akan lebih lemah, yaitu sebesar 1,2 juta barel per hari. (ADF)

SHARE