MARKET NEWS

Harga Minyak Rebound Berkat Pembatasan Pasokan di Teluk Meksiko

Nia Deviyana 28/09/2022 07:14 WIB

Rebound harga minyak didukung pembatasan pasokan di Teluk Meksiko menjelang Badai Ian dan didorong turunnya dolar AS dari level terkuatnya dalam dua dekade.

Harga Minyak Rebound Berkat Pembatasan Pasokan di Teluk Meksiko. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Harga minyak naik sekitar USD2 per barel pada akhir perdagangan Selasa (27/9/2022) waktu setempat setelah sehari sebelumnya berada di level terendah sejak Januari 2022. 

Rebound harga minyak didukung pembatasan pasokan di Teluk Meksiko menjelang Badai Ian dan didorong turunnya dolar AS dari level terkuatnya dalam dua dekade.

Minyak mentah Brent ditutup di USD86,27 per barel, naik USD2,21 atau 2,6%. Pada Senin, Brent turun ke USD83,65 atau terendah sejak Januari 2022. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menetap di USD78,50, naik USD1,79 atau 2%.

Produsen minyak lepas pantai AS mengatakan tengah mengawasi jalur Badai Ian saat badai kuat itu menutup sekitar 11% dari produksi minyak di Teluk Meksiko AS.

Harga minyak mentah melonjak setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, dengan Brent pada Maret mendekati level tertinggi sepanjang masa di USD147. Baru-baru ini, kekhawatiran tentang resesi, suku bunga tinggi, dan kekuatan dolar ikut membebani.

"Minyak saat ini berada di bawah pengaruh kekuatan finansial," kata pialang minyak PVM Tamas Varga.

Dolar AS, yang turun dari level tertinggi 20 tahun, juga membantu mendukung harga minyak. Dolar yang kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Penurunan harga minyak dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan spekulasi bahwa OPEC+ dapat melakukan intervensi. Menteri perminyakan Irak mengatakan organisasi itu memantau harga dan tidak menginginkan kenaikan ataupun penurunan tajam.

"Hanya pengurangan produksi oleh OPEC+ yang dapat mematahkan momentum negatif dalam jangka pendek," kata Giovanni Staunovo dan Wayne Gordon dari bank Swiss UBS.

Adapun pasar saat ini sedang menunggu laporan inventaris terbaru dari AS, yang diperkirakan para analis menunjukkan peningkatan stok minyak mentah sebanyak 300.000 barel. (NIA)

SHARE