Harga Minyak Rebound Imbas Tanda Menguatnya Permintaan China
Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent naik pada perdagangan Selasa (14/5/2024).
IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent naik pada perdagangan Selasa (14/5/2024).
Harga minyak WTI dan Brent kompak naik 0,14 persen di level USD79,2 per barel dan USD83,47 per barel pada pukul 09.14 WIB.
Pada sesi pekan lalu, harga minyak WTI sempat ditutup anjlok 1,26 persen dan minyak Brent turun 1,30 persen pada perdagangan Jumat (10/5).
Harga minyak naik lebih dari 1 persen pada perdagangan Senin, membalikkan penurunan di awal sesi didukung oleh tanda-tanda membaiknya permintaan di China selaku importir utama minyak dunia, dan kekhawatiran terhadap potensi gangguan pasokan di Kanada.
Data terbaru China menunjukkan indeks harga konsumen alias inflasi meningkat selama tiga bulan berturut-turut pada April, yang mengindikasikan peningkatan permintaan domestik.
Investor juga memantau potensi gangguan pasokan minyak akibat kebakaran hutan di Kanada Barat, yang dapat berdampak pada kapasitas produksi minyak harian negara tersebut sebesar 3,3 juta barel.
Selain itu, ekspektasi bahwa OPEC+ akan memperpanjang pengurangan pasokan hingga paruh kedua tahun ini juga telah mendukung harga minyak. Irak, produsen OPEC terbesar kedua, telah berkomitmen terhadap pengurangan produksi yang disetujui oleh kelompok produsen tersebut.
OPEC akan merilis Laporan Pasar Minyak Bulanan (MOMR), dengan perkiraan untuk periode mendatang pada hari ini.
Melansir Oilprice, Selasa (14/5), bulan lalu, OPEC mengatakan dalam laporan bulanannya bahwa permintaan minyak global untuk musim panas diperkirakan akan kuat karena antisipasi peningkatan konsumsi bahan bakar transportasi saat liburan.
Kartel tersebut mengatakan mereka melihat prospek permintaan minyak yang kuat untuk bulan-bulan musim panas, dan para analis memperkirakan optimisme yang lebih besar atau berkelanjutan dalam laporan hari ini.
Dalam laporan April, OPEC tidak mengubah perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun ini dan tahun depan. Tingkat pertumbuhan permintaan minyak global diperkirakan sebesar 2,2 juta barel per hari pada tahun ini, dan pertumbuhan sebesar 1,8 juta barel per hari pada tahun depan.
Pasar juga tengah menanti data inflasi Amerika Serikat (AS) pada hari ini yang dikhawatirkan dapat menyeret harga minyak lebih rendah.
Sementara itu, para investor juga bersikap hati-hati terhadap Timur Tengah di tengah konflik yang sedang berlangsung. Operasi militer Israel di Gaza telah menimbulkan korban jiwa yang signifikan, meningkatkan kekhawatiran terhadap stabilitas regional. (ADF)