Harga Minyak Rebound, Pasar Menanti Petunjuk Data Inflasi AS
Minyak mentah berjangka (futures) ditutup anjlok pada perdagangan Selasa (25/6/2024).
IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) ditutup anjlok pada perdagangan Selasa (25/6/2024).
Minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun 1,1 persen di level USD80,73 per barel dan Brent bergerak anjlok 2,15 persen di level USD84,16 per barel setelah sempat menguat di awal perdagangan.
Pada Rabu (26/6) pagi pukul 8.32 WIB, harga minyak WTI dibuka menguat 0,14 persen di level USD80,94 per barel. Sementara minyak Brent naik 0,20 persen di level USD84,3 per barel.
Minyak mentah berjangka pada sesi kemarin turun di bawah USD81 per barel dan USD85 per barel sehingga membalikkan kenaikan satu persen lebih pada dari sesi sebelumnya, karena investor menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis akhir pekan ini.
Meskipun mengalami penurunan, harga minyak tetap mendekati level tertinggi dalam dua bulan karena meningkatnya ketegangan geopolitik dan antisipasi peningkatan permintaan pada musim panas.
Stok minyak dan bahan bakar AS telah menurun, dan permintaan bensin meningkat seiring negara tersebut memasuki periode puncak konsumsinya.
Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan pada Selasa (25/6) bahwa persediaan minyak AS tumbuh sekitar 0,9 juta barel (mb) dalam pekan yang berakhie hingga 21 Juni, dibandingkan ekspektasi penurunan sebesar 3 juta barel.
Sebelumnya, pasar memperkirakan stok minyak mentah diperkirakan turun 3 juta barel pada pekan yang berakhir 21 Juni, dan stok bensin juga diproyeksikan menurun.
Angka tersebut muncul setelah peningkatan sebesar 2,3 juta juta ton pada minggu sebelumnya, dan memperhitungkan kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar di AS tetap lesu meskipun musim panas sedang dimulai dengan banyaknya perjalanan.
Data API biasanya menunjukkan pembacaan serupa dari data inventaris resmi, yang akan dirilis pada hari ini.
Kekhawatiran terhadap suku bunga dan kekuatan dolar juga membatasi kenaikan harga minyak mentah.
Meskipun harga minyak mencatatkan kenaikan yang kuat dalam dua minggu terakhir, kenaikan secara keseluruhan masih tertahan oleh kekhawatiran atas tingginya suku bunga AS.
Selain itu, harga minyak juga didukung oleh serangan drone Ukraina yang sedang berlangsung terhadap infrastruktur minyak Rusia, termasuk serangan terhadap empat kilang pada 21 Juni lalu. (ADF)