MARKET NEWS

Harga Minyak Sentuh Level Terendah 5 Bulan di Tengah Kekhawatiran Pasokan

TIM RISET IDX CHANNEL 21/10/2025 07:15 WIB

Harga minyak dunia ditutup di level terendah sejak awal Mei pada Senin (20/10/2025), seiring kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan global.

Harga Minyak Sentuh Level Terendah 5 Bulan di Tengah Kekhawatiran Pasokan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak dunia ditutup di level terendah sejak awal Mei pada Senin (20/10/2025), seiring kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan global.

Ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China turut menambah kecemasan atas perlambatan ekonomi dan pelemahan permintaan energi.

Kontrak berjangka (futures) Brent merosot 0,46 persen menjadi USD61,01 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun tipis 0,03 persen menjadi USD57,52 per barel.

Kedua acuan harga sempat merosot lebih dari USD1 di awal sesi dan akhirnya ditutup di posisi terendah sejak awal Mei.

Kekhawatiran pelaku pasar kini bergeser dari isu pasokan yang ketat menuju potensi kelebihan pasokan, tercermin dari struktur kontrak berjangka global untuk Brent.

Melansir Reuters, selisih harga kontrak enam bulan antara Brent dan WTI menunjukkan bahwa harga untuk pengiriman lebih cepat kini lebih rendah dibanding pengiriman di masa depan—kondisi yang disebut contango.

Pola ini mendorong pedagang menyimpan minyak untuk dijual di kemudian hari dengan harga lebih tinggi ketika pasokan mulai menurun.

Struktur contango pada Brent, yang muncul Kamis lalu untuk pertama kalinya sejak Mei, kini berada pada level terlebar sejak Desember 2023.

Sementara untuk kontrak berjangka minyak AS, pola yang sama muncul Jumat lalu, pertama kali sejak Januari 2024.

“Ketakutan akan kelebihan pasokan kini benar-benar membayangi pasar, terutama untuk prospek 2026. Kita mungkin mulai melihat peningkatan penyimpanan minyak terapung dan tangki-tangki darat yang kembali terisi,” ujar Partner di Again Capital, John Kilduff.

“Ini narasi bearish yang sudah lama tidak muncul,” tuturnya.

Kedua acuan harga minyak itu turun lebih dari 2 persen pekan lalu, mencatat penurunan mingguan ketiga berturut-turut, sebagian akibat proyeksi Badan Energi Internasional (IEA) yang memperkirakan kelebihan pasokan bakal meningkat pada 2026.

Sepanjang tahun ini, struktur harga minyak lebih sering berada dalam kondisi sebaliknya, backwardation, di mana harga pengiriman segera lebih tinggi dari pengiriman masa depan — menandakan pasokan jangka pendek yang ketat dan permintaan yang kuat.

Perang Dagang AS-China

Dua konsumen minyak terbesar dunia, AS dan China, kembali memanas setelah saling mengenakan biaya tambahan di pelabuhan untuk kapal yang mengangkut kargo di antara keduanya — langkah balasan yang bisa mengganggu arus perdagangan global.

Pekan lalu, Kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyerukan agar kedua negara menurunkan ketegangan, memperingatkan bahwa pemisahan ekonomi antara dua kekuatan terbesar dunia itu dapat memangkas output ekonomi global hingga 7 persen dalam jangka panjang.

Sebagian tekanan harga minyak tertahan oleh kabar bahwa kelompok lobi bisnis yang beranggotakan perusahaan besar AS seperti Oracle, Amazon.com, dan Exxon Mobil mendesak pemerintahan Presiden Donald Trump segera menangguhkan aturan tertentu.

Aturan itu disebut telah menghentikan ekspor bernilai miliaran dolar AS dan berpotensi membuat China serta negara lain menghapus perusahaan AS dari rantai pasokan mereka.

Ketidakpastian juga masih menyelimuti pasokan minyak Rusia, setelah Trump pada Minggu kembali menegaskan bahwa AS akan mempertahankan tarif ‘masif’ terhadap India jika negara itu tidak menghentikan pembelian minyak dari Rusia.

Dari sisi pasokan, perusahaan energi AS menambah jumlah rig pengeboran untuk pertama kalinya dalam tiga pekan terakhir, menurut data perusahaan jasa energi Baker Hughes.

“Dalam jangka pendek, pasar tengah berada di fase bahu-musim klasik, ditandai perawatan kilang, margin produk yang melemah, dan perhatian tertuju pada data stok minyak mingguan AS,” tulis analis dari firma konsultan energi Gelber and Associates.

Menambah tekanan lebih lanjut, survei awal Reuters pada Senin menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS kemungkinan naik pekan lalu. Lima analis yang disurvei memperkirakan, rata-rata persediaan minyak mentah meningkat sekitar 1,5 juta barel dalam sepekan hingga 17 Oktober. (Aldo Fernando)

SHARE