MARKET NEWS

Harga Minyak Turun Didorong Kekhawatiran Permintaan AS

TIM RISET IDX CHANNEL 18/09/2025 07:16 WIB

Harga minyak melemah pada Rabu (17/9/2025) setelah data menunjukkan peningkatan stok solar Amerika Serikat (AS) yang memicu kekhawatiran permintaan.

Harga Minyak Turun Didorong Kekhawatiran Permintaan AS. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak melemah pada Rabu (17/9/2025) setelah data menunjukkan peningkatan stok solar Amerika Serikat (AS) yang memicu kekhawatiran permintaan, sementara Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga sesuai perkiraan pasar.

Kontrak berjangka (futures) Brent ditutup turun 0,76 persen menjadi USD68,22 per barel, sedangkan kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS kehilangan 0,73 persen di USD64,05 per barel.

Administrasi Informasi Energi (EIA) AS menyebutkan persediaan minyak mentah AS turun tajam pekan lalu akibat lonjakan ekspor dan penurunan tajam impor. Namun, kenaikan stok distilat memicu kekhawatiran permintaan dan menahan kenaikan harga, kata analis.

“Pasar tampaknya bereaksi pada solar, yang menjadi titik lemah seluruh kompleks,” ujar analis senior Price Futures Group, Phil Flynn, dikutip Reuters.

The Fed AS pada Rabu memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase sesuai ekspektasi dan memberi sinyal akan menurunkan biaya pinjaman secara bertahap sepanjang tahun ini sebagai respons atas kekhawatiran pelemahan ekonomi.

“Ini bukan kejutan,” kata Phil Flynn. “Saat ini pasar bermain di kedua sisi secara hati-hati.”

Di sisi pasokan, Kazakhstan kembali menyalurkan minyak melalui pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan pada 13 September, setelah sempat dihentikan bulan lalu akibat masalah kontaminasi, menurut perusahaan energi negara Kazmunaygaz pada Rabu.

Di Nigeria, Presiden Bola Tinubu pada Rabu mencabut status darurat enam bulan di Rivers, negara bagian yang menjadi pusat ekspor minyak mentah Nigeria.

Risiko pasokan minyak Rusia juga menjadi sorotan setelah serangan Ukraina ke infrastruktur energi Rusia meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Monopoli pipa minyak Rusia, Transneft, memperingatkan produsen bahwa mereka mungkin harus memangkas produksi setelah serangan drone Ukraina ke pelabuhan ekspor dan kilang penting, menurut tiga sumber industri kepada Reuters pada Selasa. (Aldo Fernando)

>
SHARE