MARKET NEWS

Harga Nikel Menguat di Tengah Upaya Deeskalasi Kerusuhan di Kaledonia Baru

Maulina Ulfa 27/05/2024 10:14 WIB

Harga nikel berjangka (futures) di London Metal Exchange (LME) menguat 0,83 persen di level USD20.250 pada penutupan perdagangan Jumat (24/5/2024).

Harga Nikel Menguat di Tengah Upaya Deeskalasi Kerusuhan di Kaledonia Baru. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Harga nikel berjangka (futures) di London Metal Exchange (LME) menguat 0,83 persen di level USD20.250 pada penutupan perdagangan Jumat (24/5/2024) setelah turun dari level tertinggi sejak September 2023.

Sebelumnya, harga nikel dunia meroket 6,48 persen pada perdagangan Senin (20/5) di level USD21.080 per ton di LME. Secara bulanan, harga nikel sudah menguat 5,71 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Harga nikel kini mencapai sekitar USD20,250 per ton, naik 23 persen secara year-to-date (YTD) imbas kekhawatiran gangguan pasokan, salah satunya disebabkan kerusuhan yang meletus di Kaledonia Baru, wilayah kepulauan yang dikuasai Prancis dan menyimpan sekitar 20-30 persen cadangan nikel dunia.

Sebelumnya Prancis mengumumkan keadaan darurat minimal 12 hari sejak 15 Mei lalu.

Kerusuhan politik terhadap pemasok nikel utama dunia tersebut ditambah dengan sanksi yang dikenakan terhadap nikel dari Rusia telah mendorong harga logam non-ferrous ini di atas USD20.000 per ton untuk pertama kalinya sejak September 2023.

Sementara itu, pertumbuhan kendaraan listrik pada kuartal pertama yang lebih lambat dari perkiraan, di mana industri ini menggunakan logam tersebut sebagai komponen baterai litium-ion, tetap membatasi harganya.

Melansir Investing Senin (27/5), tujuh unit pasukan Prancis akan segera tiba sebagai bantuan di Kaledonia Baru. Kondisi ini mengindikasikan keadaan darurat akan berakhir sesuai rencana di wilayah Pasifik Prancis pada Selasa pagi waktu setempat.

Dalam konflik ini, tujuh orang tewas, ratusan orang ditangkap dan sejumlah besar bangunan serta mobil hancur dalam pergolakan selama dua minggu yang dipicu oleh persaingan reformasi pemilu dan dipicu oleh kesenjangan ekonomi yang tajam antara penduduk asli Kanak dan orang-orang berlatar belakang Eropa.

Polisi menembak mati seorang pria pada Jumat malam, sehari setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron berkunjung untuk mencoba meredakan ketegangan.

Kedatangan 480 polisi tambahan akan menambah jumlah pasukan keamanan Prancis di wilayah Pasifik menjadi sekitar 3.500 orang.

Keputusan Macron untuk tidak memperbarui keadaan darurat menggambarkan keinginan Paris untuk memulai proses deeskalasi dan membangun kembali dialog.

Koalisi politik utama pro-kemerdekaan, FLNKS (Front Pembebasan Nasional Kanak dan Sosialis) mengeluarkan komunike pada Sabtu (25/5) yang mengatakan bahwa prioritasnya adalah meredakan ketegangan dan satu-satunya solusi yang layak adalah “solusi politik dan non-represif”.

Pencabutan keadaan darurat dimaksudkan untuk memungkinkan FLNKS bertemu.

Macron juga mengingat bahwa pencabutan kondisi darurat adalah syarat yang diperlukan untuk langkah negosiasi yang konkrit dan serius. (ADF)

SHARE