MARKET NEWS

Harga Saham BSI (BRIS) Melejit di 2023, Market Cap Tembus Rp80,26 Triliun

Anggie Ariesta 01/02/2024 14:43 WIB

Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) naik 34,88% secara tahunan (yoy) pada 2023.

Harga Saham BSI (BRIS) Melejit di 2023, Market Cap Tembus Rp80,26 Triliun (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) naik 34,88% secara tahunan (yoy) pada 2023. Saham BRIS naik dari harga Rp1.290 per saham di awal 2023 menjadi Rp1.740 per saham.

"Tahun lalu BSI merupakan salah satu saham top gainers, kita tumbuh hampir 34%, jadi kalau kita invest di tanggal 1 Januari 2023 100, akhir tahun sudah berkembang jadi 134, saya kira begitu," kata Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho dalam Press Conference Kinerja BSI Triwulan IV Tahun 2023, Kamis (1/2/2024).

Harga saham BRIS juga tercatat lebih baik dibanding Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2023 hanya naik 6,16% dengan awal tahun di 6.851 kemudian di akhir tahun tembus 7.273.

Menariknya, lanjut Ade Cahyo, di satu bulan terakhir juga kita menyaksikan bagaimana market positif dan BSI mendapatkan benefit dari ini, harga saham kita menyentuh angka tertinggi dalam waktu 2 tahun terakhir sejak BSI berdiri.

"Jadi tentu ini kita sangat bersyukur meningkatkan posisi BSI di posisi global menjadi nomor 11 hari ini," kata Ade Cahyo.

Berdasarkan data BSI, kapitalisasi pasar BRIS berada di posisi 13 di antara Bank Syariah Global yang mencapai Rp80,26 triliun. Adapun per 31 Januari 2024, market cap BSI berada di peringkat 11 dengan perolehan Rp107,48 triliun.

"Kami sadar ini bukan hanya BSI mempunyai kinerja yang bagus, bukan hanya sekedar BSI mampu tumbuh dan berkembang dengan sehat tapi peran rekan media yang cukup berkontribusi memberikan, meliterasi bukan hanya nasabah tapi calon investor dari BSI yang kita saksikan global investor masuk ke BSI sebagai investor," jelasnya.

Dengan demikian, Ade Cahyo menegaskan ini hal yang kita pengen pertahankan terus kedepannya, hubungan sehat dan berkelanjutan.

"Pak Dirut sampaikan ini baru permulaan karena market share kita baru tembus 8% tapi kalau kita lihat negara lain seharusnya bisa menyentuh angka 30%," pungkasnya.

(DES)

SHARE