Harga Saham Naik 215 Persen, Ini Penjelasan MNC Energy (IATA)
PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) memberikan penjelasan terkait pergerakan harga saham yang melonjak 215,25% dari level Rp 59 per saham.
IDXChannel - PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) memberikan penjelasan terkait pergerakan harga saham yang melonjak 215,25% dari level Rp 59 per saham. Pada perdagangan sesi I, Jumat (25/2), harga saham IATA ditutup Rp 186 atau naik 2,2%.
Komisaris IATA, Darma Putra mengatakan, harga saham IATA yang naik signifikan bisa ditelusuri dari aksi korporasi perseroan dalam mengubah fokus bisnis dari penerbangan ke batu bara dengan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources dari PT MNC Investama Tbk (BHIT).
“Dilihat revenue yang sangat kecil sebelum transaksi dan sangat besar setelah BCR diakuisisi termasuk juga EBITDA nya, jadi secara otomatis investor merasa ini adalah perusahaan yang sudah di transform jadi very profitable company,” kata Darma dalam Public Expose IATA secara virtual, Jumat (25/2/2022).
Adapun sampai dengan kuartal III-2021, IATA yang masih fokus pada bisnis penerbangan membukukan pendapatan USD 7,2 juta. Sedangkan, BCR mencatatkan pendapatan sebesar USD 44,1 juta.
Darma Putra menambahkan, investor juga pasti melihat bagaimana potensi Bhakti Coal Resources karena memiliki cadangan 600 juta metrik ton dan sumber daya sebanyak 1,6 miliar metrik ton.
“Jadi potential growth dari IATA dengan akuisisi BCR ini sangat-sangat luar biasa,” jelas dia.
Bhakti Coal Resources merupakan perusahaan induk dari sembilan perusahaan batu bara dengan izin usaha pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Dua di antaranya sudah beroperasi, yakni PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC). Keduanya sudah aktif menghasilkan batu bara dengan kisaran GAR 2.800-3.600 kkal/kg.
Dengan total area seluas 9.813 hektar, BSPC memiliki perkiraan total sumber daya 130,7 juta MT, sementara PMC memiliki 76,9 juta MT dengan perkiraan total cadangan masing-masing sebesar 83,3 juta MT dan 54,8 juta MT. (TYO)