Harita Nickel (NCKL) Siap Caplok Tambang Nikel Pakai Dana Rights Issue
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) sedang menyiapkan pembelian atau akuisisi tambang nikel baru tahun ini.
IDXChannel - Emiten pertambangan, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) sedang menyiapkan pembelian atau akuisisi tambang nikel baru tahun ini. Perusahaan yang juga dikenal dengan Harita Nickel itu akan menggunakan dana rights issue.
NCKL memang berencana melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 18,92 juta saham baru atau 30% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.
Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy mengungkapkan, rencana rights issue perseroan dilakukan karena ada investor strategis yang tertarik dan ingin masuk ke Harita Nickel.
"Ada beberapa penawaran investor dari Eropa, Asia, dan Indonesia. Mereka sedang due diligence. Kami akan memilih nantinya," katanya di Jakarta, Rabu (3/4/2024).
Menurut Roy, dengan dana hasil rights issue tersebut, perusahaan akan menambah tambang nikel baru dengan cara akuisisi, sehingga bisa menambah kapasitas produksi yang ada.
Saat ini, produksi nikel ore perusahaan mencapai 20,7 juta ton dan smelter perusahaan menyerap 15 juta ton. Sehingga semua produksi nikel ore diserap oleh smelter NCKL.
Roy menambahkan, perseroan telah melakukan ekspor nikel sulfat dan kobalt sulfat pada Juli 2023. Keduanya adalah turunan lebih lanjut dari nikel ore, mixed hydroxide precipitate (MHP) dengan kadar nikel sekitar 40% dan menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat.
Ditanya mengenai kecenderungan harga nikel yang terkoreksi turun karena terjadi booming nikel, Arman berkilah karena di 2022, banyak pemain yang masuk ke bisnis nikel.
Pada kesempatan itu, Roy menjelaskan, prospek nikel masih bagus karena para pemain kendaraan listrik yang menggunakan baterai berbahan baku nikel kini semakin banyak, terutama pabrikan dari China.
“Walaupun ada laporan Tesla, penjualannya menurun. Tapi produsen lain dari China malah meningkat penjualannya,” jelasnya.
Di sisi lain, Arman menjelaskan, Harita Nickel terus mendukung upaya transisi energi menuju energy yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya dibuktikan dengan program perusahaan yang sedang mengembangkan PLTS berkapasitas 300 MW.
PLTS yang ditargetkan selesai pada 2025 itu, pada tahap awal akan digarap sebesar 40 MW yang saat ini proses tender.
“Selama ini kami menggunakan batu bara, nanti perlahan pasokan listriknya dari PLTS sebagai upaya menjalankan transisi energi,” ujar Roy.
Sebelumnya, Harita Nickel melaporkan laba bersih perusahaan pada 2023 mencapai Rp5,62 triliun, tumbuh 20% dibanding tahun sebelumnya Rp4,67 triliun.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan Harita Nickel naik signifikan dengan membukukan pendapatan perusahaan yang menembus angka Rp23,86 triliun atau melesat 149% dibanding 2022.
(FAY)