MARKET NEWS

Harum Energy (HRUM) Beri Pinjaman Rp7,76 Triliun ke Blue Sparking Energy, untuk Apa?

Cahya Puteri Abdi Rabbi 03/10/2023 08:48 WIB

Keduanya telah menandatangani perjanjian pemberian fasilitas pinjaman pada 29 September 2023 lalu.

HRUM) melalui anak usahanya THN menggelontorkan pinjaman sebesar USD500 juta atau setara Rp7,76 triliun.

IDXChannel - PT Harum Energy Tbk (HRUM) melalui anak usahanya PT Tanito Harum Nickel (THN) menggelontorkan pinjaman sebesar USD500 juta atau setara Rp7,76 triliun ke PT Blue Sparking Energy (BSE). 

Keduanya telah menandatangani perjanjian pemberian fasilitas pinjaman pada 29 September 2023 lalu.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), penarikan pinjaman tersebut dapat dilakukan lebih dari satu kali dan akan dikenakan bunga atas jumlah pokok yang terutang sebesar SOFR+ 2,60% per tahun, terhitung sejak tanggal dicairkannya setiap pinjaman sampai dengan jumlah pokok terkait dilunasi seluruhnya.

Adapun, tujuan dari pemberian fasilitas pinjaman yaitu untuk pembiayaan pengembangan atau pembangunan high pressure acid leaching (HPAL) di BSE, termasuk pembiayaan kembali utang yang ada saat ini dan untuk keperluan umum perusahaan.

"Pinjaman tersebut dapat dikembalikan oleh BSE setiap saat sebelum tanggal jatuh tempo atau, secara penuh pada tanggal jatuh tempo, 60 bulan sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian pinjaman," kata manajemen HRUM dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (3/10/2023).

Pinjaman dapat dilunasi dengan cara tunai, atau atas kebijakan THN, dikonversikan menjadi saham dalam BSE dengan syarat-syarat yang akan disepakati bersama antara THN dan BSE.

Manajemen HRUM mengungkapkan, pemberian pinjaman merupakan suatu bentuk implementasi ekspansi usaha HRUM ke usaha pertambangan dan pengolahan nikel dalam rangka menciptakan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.

BSE saat ini sedang dalam tahap konstruksi suatu proyek HPAL yang memerlukan pembiayaan untuk pengembangan dan konstruksi proyek tersebut.

“Transaksi ini diharapkan tidak hanya untuk memperluas diversifikasi produk nikel perseroan, tapi juga untuk memberikan peluang kepada perseroan untuk berpartisipasi di pasar bahan baku baterai,” lanjut manajemen HRUM.

Sebagai informasi, BSE merupakan perusahaan di bidang pengolahan dan pemurnian nikel. BSE saat ini sedang mengembangkan suatu proyek HPAL yang berlokasi di Indonesia Weda Bay Industrial Estate di Kabupaten Halmahera Tengah.
 
Proyek tersebut dirancang untuk memproduksi nickel-cobalt hydroxide intermediate product (MHP-Mixed Hydroxide Precipitate) dengan kapasitas terpasang tahunan sekitar 67.000 ton setara nikel, dan sekitar 7.500 ton kobalt, termasuk dengan fasilitas dan infrastruktur pendukungnya.

(NIY)

SHARE