MARKET NEWS

Ibu Kota Pindah, Ini Profil Dua Kabupaten Pengganti Jakarta

Fahmi Abidin 26/08/2019 15:15 WIB

Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara yang berlokasi di Kalimantan Timur resmi diumumkan Presiden Joko Widodo sebagai Ibu Kota Baru pengganti Jakarta.

Ibu Kota Pindah, Ini Profil Dua Kabupaten Pengganti Jakarta. (Foto: Ist)

IDXChannel - Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara yang berlokasi di Kalimantan Timur resmi diumumkan Presiden Joko Widodo sebagai Ibu Kota Baru pengganti Jakarta. Dalam keterangan resminya di Istana negara, pada Senin (26/8), Jokowi menyatakan alasan ibu kota harus pindah karena beban Jakarta sudah terlalu berat.

Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, dengan penetapan lokasi ibu kota yang baru ini, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan 2 Wali Kota dan 2 Bupati di wilayah Kaltim. “Kami akan koordinasi lebih dulu dengan 2 Wali Kota, Samarinda dan Balikpapan. Kemudian Bupati Kutai dan Bupati Penajam. Pada intinya tidak ada pilihan lain, kita harus siap,” tegasnya.

Menurut Isran, dengan adanya pemindahan ibu kota ini memberi dampak perekonomian tidak hanya di Kaltim. Tapi, semua wilayah di Pulau Kalimantan termasuk timur Indonesia.

“Karena posisi kita di tengah-tengah negara, ini berdampak pada semua. Kita berbatasan dengan Sulawesi Barat, kemudian wilayah ini juga jadi suplai bangunan di sana. Saya yakin dampak positifnya banyak, bukan hanya persoalan di Kaltim tapi semua,” pungkasnya.

Sejenak kita lihat profil daerah yang akan menjadi Ibu Kota Indonesia baru di Kalimantan Timur, pertama yakni Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki pusat pemerintahan daerah di Tenggarong. Memiliki luas wilayah 27.263,10 km2, luas Perairan: 4.097 km2, yang terbagi atas 18 wilayah kecamatan dan 225 desa/kelurahan. Berdasarkan sensus 2010 memiliki jumlah penduduk 626.286 jiwa.

Kutai Kartanegara memiliki beragam potensi wisata alam yang menarik mulai dari Pantai Pangempang di Muara Badak, Bukit Bangkirai di Sambojam, Pantai Tanah Merah di Samboja, Danau Semayang di Kota Bangun, Danau Murung di Kota Bangun, Waduk Panji Sukarame di Tenggarong, Pulau Kumala di Tenggarong, hingga Taman Rekreasi Tepian Mahakam Jembatan Kartanegara di Tenggarong.

Bahkan untuk Wisata Budaya, Kutai Kartanegara memiliki potensi yang masih bisa dikembangkan seperti Desa Sungai Bawang di Muara Badak (Kehidupan Suku Dayak), Museum Mulawarman di Tenggarong (peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara), Kedaton Kutai Kartanegara di Tenggarong (istana baru Sultan Kutai Kartanegara, Desa Pondok Labu di Tenggarong (kehidupan suku Dayak), Desa Lekaq Kidau di Sebulu, Lamin suku Dayak di Tabang (kehidupan suku Dayak) dan Dusun Berubus di Muara Kaman (situs kerajaan tertua di Indonesia).

Sementara itu, Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki pusat pemerintahan di Penajam, dengan luas wilayah 3.333,06 km2, dibagi ke dalam 4 wilayah kecamatan dan 23-24 desa atau kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai 190.536 jiwa berdasarkan sensus 2015.

Objek pariwisata bahari paling banyak ditemukan mulai dari Pantai Tanjung Jumlai yang memiliki lebar pantai kurang lebih 100-150 meter dengan bentangan pantai sepanjang 15 km. Kemudian Pantai Sipakario (Nipah-Nipah) dan Pulau Gusung di kawasan Pantai Tanjung Jumlai yang memiliki 4 gugusan Pasir Gusung atau timbunan pasir laut yang dikelilingi areal terumbu karang (coral reef) yang terdiri dari 56 jenis karang dan 47 jenis ikan, baik ikan yang dapat dikonsumsi maupun ikan hias.

Menariknya, sekitar 80% terumbu karang yang ditemukan di kawasan Pulau Pusung adalah terumbu karang hidup yang langka dan kini sulit ditemukan.

Wisata budaya pun melimpah terutama pesta adat, mulai dari Pesta Adat Nondoi. Nondoi merupakan pesta adat suku Dayak Paser yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Lalu ada Pesta Pantai Sipakario yang diadakan setiap tahun yang terdapat Festival Layang-layang dan Lomba Perahu Hias, Parade Band, pagelaran tari dan lain-lain.

Tak hanya itu saja, juga terdapat Pesta Pantai Lango yanvg diadakan dalam rangka memperingati bulan Safar. Rangkaian upacara yang diadakan adalah pelarungan sesaji ke laut dengan tujuan agar penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan diberi kelimpahan hasil laut. (*)

SHARE