IHSG Berpotensi Menguat, Simak Deretan Saham Pilihan Analis Hari Ini
saat ini penguatan IHSG adalah efek bobot saham-saham tertentu saja yang menarik pergerakannya.
IDXChannel - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Rabu (3/1/2024), diperkirakan memiliki potensi menguat di sepanjang perdagangan.
Dengan asumsi tersebut, laju indeks diyakini bakal cenderung berkutat pada kisaran 7.291 hingga 7.377.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto, dalam analisisnya, Rabu (3/1/2024).
Dalam kondisi pasar yang demikian, William menilai beberapa saham yang direkomendasikan secara teknikal, yaitu sebagai berikut
BBCA, buy, support 9350.
Trend following dengan menggunakan MA5 dan MA20.
PTBA, buy, support 2410, resistance 2590.
Potensi penguatan dengan target 2590 (gap pada tanggal 30 Oktober 2023).
ASII, buy, support 5475, resistance 5950.
Bottoming, konfirmasi pembentukan demand zone pada area 5475 – 5600.
ADRO, buy on weakness, support 2380, resistance 2560.
Penguatan menuju penutupan gap pada 2560.
Dalam analisis tersebut, William menilai pada perdagangan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa IHSG menguat lebih jauh lagi dari 7.300. Tren ini dimungkinkan sebagai January Effect.
"Memang benar, IHSG melanjutkan tren menguatnya yang terukur jelas secara teknikal, hal ini tidak bisa dibantah bahkan jika dengan menggunakan indikator MA5, Anda tidak mungkin bisa mengatakan IHSG akan downtrend," tulis William dalam analisisnya, Rabu (3/1/2024).
Menurut William, Candlestick yang bertahan di atas MA5 memang merupakan indikator tercepat untuk mengukur bahwa saham maupun indeks tersebut sedang strong uptrend.
Namun di balik tren ini, nilai transaksi IHSG kian menciut. Jadi bisa dibilang bahwa saat ini penguatan IHSG adalah efek bobot saham-saham tertentu saja yang menarik pergerakannya.
"Dan jika berbicara bobot maka kita akan melihat saham-saham big caps, seperti BBCA BBRI BBNI BMRI TLKM ASII termasuk saham-saham Prajogo Pangestu yang masih dalam tren menguat (BREN TPIA)," tutur William.
Artinya, pilihan kini mengerucut karena penguatan IHSG terfokus pada saham-saham tertentu saja. Pelaku pasar bisa saja melakukan teknik trend following pada saham-saham yang sudah bergerak menguat saat ini, atau mulai mengoleksi yang tertinggal, namun perlu menunggu.
"Karena window dressing bulan Januari atau yang dikenal dengan nama January Effect ini mulai terjadi, namun tidak mewakili pergerakan semua saham," ungkap William.
Untuk faktor teknikal, William menjelaskan, profit taking yang diperkirakan akan terjadi kemarin, rupanya sudah selesai pada sesi satu perdagangan kemarin. Kini IHSG memiliki tantangan baru, yaitu level all time high pada 7377.
"Ini menjadi resistance berikutnya dan setelah level ini ditembus, IHSG belum ada resistance baru. Sedangkan untuk sentimen, belum ada sentimen baru yang perlu diperhatikan," papar William.
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat sebesar 50,79 poin (0,7 persen) menuju 7323,58 pada perdagangan Selasa (2/1/2024).
Sebanyak 320 saham menguat, 240 saham menurun, dan 212 saham tidak mengalami perubahan harga pada perdagangan kemarin. Nilai transaksi mencapai 6.8T (all market). (TSA)