IHSG Berpotensi Tertekan, Ini Deretan Saham Prospektif Versi Analis
pola gerak IHSG sendiri saat ini terlihat sedang melalui rentang konsolidasi wajar pasca mengalami kenaikan jangka pendek dalam beberapa waktu sebelumnya.
IDXChannel - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang perdagangan hari ini, Kamis (16/2/2023) diperkirakan masih akan kembali tertekan.
Dengan asumsi tersebut, kiprah indeks sepanjang hari diyakini bakal lebih banyak beredar di kisaran 6.803 - 6.988.
Menurut CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, jelang rilis tingkat suku bunga oleh Bank Indonesia (BI), sejumlah pelaku pasar mensinyalir bakal belum adanya perubahan yang cukup signifikan.
Sedangkan pola gerak IHSG sendiri saat ini terlihat sedang melalui rentang konsolidasi wajar pasca mengalami kenaikan jangka pendek dalam beberapa waktu sebelumnya.
"Pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang akan lebih bersifat konsolidatif sehingga risiko terjadinya koreksi wajar masih perlu diwaspadai oleh para investor," ujar William, dalam risetnya, Rabu (15/2/2023).
Dalam tren pelemahan tersebut, William masih melihat ada sejumlah saham yang memiliki prospek cukup bagus, sehingga layak untuk dipertimbangkan.
Deretan saham prospektif tersebut meliputi ICBP, BBRI, AALI dan ITMG. Selain itu, masih ada lagi EXCL, TBIG, LSIP dan ASRI.
Sebelumnya, IHSG terus berkutat di zona merah hingga sesi terakhir perdagangan, Rabu (15/2/2023). Indeks ditutup turun 27,31 poin atau 0,39% ke 6.914,53.
Pada penutupan perdagangan, terdapat 189 saham menguat, 311 saham melemah dan 206 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp9 triliun dari 18,0 miliar saham yang diperdagangkan.
Indeks LQ45 melemah 0,28% ke 957,63, indeks JII menguat 0,12% ke 548,45, indeks IDX30 melemah 0,29% ke 497,86 dan indeks MNC36 melemah 0,34% ke 357,018.
Dari sisi sektoral, penguatan hanya terjadi di dua sektor, yaitu non siklikal 0,09% dan kesehatan 0,3%. Sisanya kompak melemah, antara lain sektor energi 0,1%, bahan baku 0,48%, industri 0,37%, siklikal 0,19%, keuangan 0,68%, properti 0,91%, teknologi 1,29%, infrastruktur 0,15%, transportasi 1,25%. (TSA)