MARKET NEWS

IHSG Berpotensi Uji Support Psikologis 6.500 pada Awal Pekan

Dinar Fitra Maghiszha 15/03/2025 09:00 WIB

IHSG berpotensi uji support 6.500 pada pekan depan. Tekanan jual meningkat, investor cermati rilis data neraca dagang RI dan ekonomi global.

IHSG berpotensi uji support 6.500 pada pekan depan. Tekanan jual meningkat, investor cermati rilis data neraca dagang RI dan ekonomi global. (foto: MNC Media)

IDXCHannel- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan pelemahan pada awal pekan depan, Senin (17/3/2025). Riset Phintraco Sekuritas menyebut IHSG rawan menguji level support psikologis 6.500. 

Sebelumnya, Jumat (14/3), IHSG ditutup melemah signifikan sebesar 1,93 persen ke level 6.515,63. Phintraco Sekuritas membaca secara teknikal, indeks menunjukkan indikasi tekanan jual yang semakin meningkat. 

“Terdapat potensi deathcross pada indikator MACD yang diikuti dengan penyempitan positive slope,” tulis analis Phintraco, Sabtu (15/3).

Indikator teknikal lainnya menunjukkan IHSG masih berada di area overbought, yang menandakan adanya peluang koreksi lebih lanjut.

Level resistance terdekat berada di 6.550, pivot di 6.525, dan support psikologis di 6.500.

“Dengan demikian, kami perkirakan IHSG akan menguji support psikologis yang berada pada level 6.500 pada perdagangan Senin (17/3),” jelasnya.

Membaca fundamental dalam negeri, investor bersiap menyambut rilis data neraca perdagangan Februari. Sebagai catatan, surplus perdagangan Indonesia pada Januari tercatat sebesar USD3,45 miliar, jauh di atas ekspektasi USD1,91 miliar. 

Kenaikan surplus ini terutama dipicu oleh penurunan impor sebesar 2,67 persen YoY, yang disebabkan oleh depresiasi rupiah, melemahnya daya beli, serta dampak libur panjang. Sementara itu, ekspor tumbuh 4,88 persen, meskipun masih di bawah proyeksi 6,99 persen.

Dari sisi global, perhatian investor tertuju pada data ekonomi Amerika Serikat, khususnya rilis penjualan ritel bulan Februari. Data ini diperkirakan mengalami perbaikan dengan kenaikan 0,50 persen secara bulanan (MoM), dibandingkan periode sebelumnya.

Penjualan ritel di luar sektor otomotif juga diprediksi meningkat 0,50 persen MoM dari sebelumnya minus 0,40 persen MoM. 

Dari kawasan Asia, China dijadwalkan merilis data produksi industri untuk periode Januari-Februari, yang diperkirakan mengalami sedikit perlambatan ke level 5,40 persen secara tahunan (YoY) dari sebelumnya 6,20 persen YoY. 

Namun, sebaliknya, penjualan ritel China diperkirakan meningkat menjadi 4,00 persen YoY dari 3,70 persen YoY. Kenaikan ini didorong oleh perayaan Imlek yang mendorong konsumsi masyarakat, meskipun aktivitas industri cenderung melambat.

Phintraco Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham antara lain UNVR, SMRA, ISAT, MBMA, BSDE, dan MEDC.

(Ibnu Hariyanto)

SHARE