IHSG Berusaha Pulih usai Aksi Demo, Level 7.830 Jadi Penentu Arah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya bangkit dengan penguatan lebih dari 1 persen pada perdagangan Selasa (2/9/2025).
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya bangkit dengan penguatan lebih dari 1 persen pada perdagangan Selasa (2/9/2025). Sentimen politik yang mereda usai aksi demonstrasi besar-besaran pekan lalu memberi napas bagi pasar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 1,17 persen ke level 7.826,32. Nilai transaksi tercatat Rp8,58 triliun dengan volume perdagangan mencapai 20,29 miliar saham. Sebanyak 613 saham menguat, hanya 114 saham yang melemah, sementara 229 lainnya bergerak stagnan.
Rebound ini menandai pembalikan arah setelah IHSG sempat tertekan, turun 1,53 persen pada Jumat (29/8) dan terkoreksi lagi 1,21 persen pada Senin (1/9). Padahal pada, Kamis (28/8) pekan lalu, IHSG sempat mencatatkan rekor intraday baru di level 8.022,76 sebelum tergelincir.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai pola teknikal IHSG masih memberikan ruang untuk penguatan.
“Pola double top dari IHSG sudah mencapai target,” kata Michael, Selasa (2/9/2025). Ia menjelaskan, “Karena ukuran dari double top yang ada di puncak adalah minor.”
Michael mengingatkan bahwa sinyal rebound yang sempat ia sampaikan sebelumnya kini mulai terwujud. “Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, potensi IHSG untuk rebound ke 7.800–7.830 hari ini terjadi,” ujarnya.
Meski demikian, menurutnya ada level penting yang harus ditembus. “Penting untuk melewati 7.830 sebagai neckline atau resistance dari pola double top ini,” tambah Michael.
Sebelumnya, Michael menekankan pentingnya selektif bagi investor dalam menghadapi gejolak pasar akibat aksi demonstrasi pekan lalu. Ia menyoroti perbedaan dampak antar sektor.
“Investor perlu jeli melihat sektor-sektor saham yang tidak terdampak dari demo,” kata Michael, Senin (1/9/2025).
Menurut dia, sektor-sektor tertentu cenderung lebih tahan guncangan. “Biasanya nama-nama di sektor energi dan komoditas, untuk potensi yang paling bertahan,” kata dia.
Di sisi lain, Michael memperingatkan adanya risiko nyata bagi sektor yang langsung terdampak ekonomi. “Sementara yang memiliki dampak langsung ke ekonomi, seperti perbankan dan retailers, akan mengalami impact langsung,” tuturnya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.