MARKET NEWS

IHSG Betah di Zona Merah, Kebijakan The Fed hingga Rupiah jadi Sentimen Utama

Cahya Puteri Abdi Rabbi 23/10/2023 15:50 WIB

IHSG pada perdagangan hari ini, Senin (23/10/2023), terpantau bergerak di zona merah. Kebijakan The Fed dan pelemahan rupiah menjadi sentimen utama.

IHSG Betah di Zona Merah, Kebijakan The Fed hingga Rupiah jadi Sentimen Utama. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (23/10/2023), terpantau bergerak di zona merah. Pada pembukaan, indeks dibuka di level 6.849, kemudian terkoreksi pada penutupan sesi pertama.

Pada penutupan sesi pertama, IHSG ditutup turun 1,26% atau 86,20 poin ke level 6.762. Seluruh sektor juga parkir di zona merah dengan sektor infrastruktur terkoreksi paling dalam sebesar 3,36%.

Hingga pukul 15.32 WIB, indeks masih betah berada di zona merah dengan penurunan sebesar 1,30% atau 89,18 poin ke level 6.759. Total volume saham yang diperdagangkan sebanyak 23,40 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp7,15 triliun, dan ditransaksikan sebanyak 1,24 juta kali.

Sebanyak 437 saham harganya terkoreksi, 128 saham harganya naik dan 182 saham lain harganya stagnan. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, mengatakan yang memengaruhi gerak indeks adalah ketidakpastian di pasar selama sepekan terakhir.

Ketidakpastian itu seperti Federal Open Market Committee (FOMC) minutes yang menunjukkan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang akan lebih hawkish untuk mempertahankan tingkat suku bunga yang tinggi. 

“Selain itu, kenaikan tingkat suku bunga Bank Indonesia sebesar 0,25% atau 25 basis poin yang melawan ekspektasi pasar, serta ketidakpastian dari perang Hamas-Israel turut memengaruhi IHSG,” kata Arjun kepada IDX Channel, Senin (23/10/2023).

Di samping itu, koreksi indeks juga disebabkan oleh pelemahan rupiah. Kenaikan yield obligasi di AS yang sempat menyentuh level 5% membuat rupiah tertekan sekarang di level Rp15.940.

Hal ini, lanjut Arjun, dapat mendorong BI kembali menaikkan suku bunga lagi lebih lanjut. “Kalau kita lihat hari ini, yield 10 tahun AS juga mulai naik lagi secara kencang jadi itu juga pengaruh penurunan indeks global,” ujar Arjun.

Senada, Head of Research Center Mirae Asset Sekuritas, Roger MM juga mengatakan bahwa penurunan indeks hari ini tidak dipengaruhi oleh penetapan bacapres dan bacawapres. “Adapun penetapan cawapres tidak terlalu memengaruhi pasar, tapi hanya pada saham-saham terkait,” kata Roger. 

(FRI)

SHARE