IHSG Dinilai Sulit Tembus 7.000, OJK Bilang Begini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih sulit menembus level 7.000 hingga pertengahan 2023.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih sulit menembus level 7.000 hingga pertengahan 2023.
Sebagai informasi, IHSG sempat menyentuh rekor tertingginya atau all time high (ATH) pada 15 September 2022 lalu. IHSG menyentuh level tertingginya sepanjang sejarah di angka 7.368,82.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengungkapkan, pergerakan IHSG tidak dipengaruhi oleh skala perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
“Apakah karena banyak emiten kecil yang IPO? Sebetulnya tidak, artinya dalam beberapa waktu ini emisi perusahaan yang masuk emisinya cukup besar. Memang tidak ada koneksinya antara emiten kecil dengan IHSG,” kata Inarno dalam ‘Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK’, Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Inarno menyebutkan, banyak faktor yang dapat memengaruhi pergerakan IHSG antara lain kondisi perekonomian global, minat investor asing, serta fundamental perusahaan-perusahaan yang melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Itu yang mempengaruhi indeks kita, jadi bukan karena emiten-emiten kecil,” ujar Inarno.
Pada Mei 2023, IHSG tercatat turun 4,08% ke level 6.633,26. Indeks melemah secara month to date jika dibandingkan dengan April lalu yang menguat 1,62% ke level 6.915,72.
Non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp1,67 triliun secara month to date. Sementara secara year to date, IHSG melemah sebesar 3,17% dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp20,58 triliun.
“Pelemahan IHSG didorong pelemahan saham di sektor energi dan bahan baku, yang sejalan dengan perkembangan harga komoditas,” kata Inarno.
(YNA)