IHSG Diperkirakan Kembali Bergerak Menguat Usai Libur Iduladha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali menguat pada perdagangan Selasa (10/6/2025).
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali menguat pada perdagangan Selasa (10/6/2025). Perdagangan kembali dibuka usai libur panjang (long weekend) Hari Raya Iduladha 1446 H.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim mengatakan, IHSG pada perdagangan terakhir ditutup menguat 0,63 persen ke level 7.113. Secara teknikal, indikator stochastic RSI berada di area oversold dan menunjukkan potensi golden cross. Histogram volume juga menunjukkan minat beli mulai lebih besar daripada tekanan jual.
"Jika pergerakan IHSG mampu bertahan di atas level MA200 sekitar 7.133, maka IHSG diperkirakan akan kembali bergerak menguat dan berpotensi menutup gap up di 7.166. Sehingga IHSG diperkirakan berpotensi menguji level resistance di 7.170," katanya dalam riset.
Ratna menambahkan, pasar menantikan lanjutan negosiasi antara RI dan AS yang dijadwalkan berlangsung pada pekan ini. Pemerintah mengirimkan delegasi untuk melakukan negosiasi di Washington DC, AS. Indonesia menjadi salah satu negara yang telah mengirimkan proposal negosiasi tarif ke AS.
"Pemerintah Indonesia akan bernegosiasi di bidang tarif, hambatan non tarif, perdagangan digital, aturan asal barang serta isu keamanan ekonomi dan nasional," katanya.
Selain itu, pembicaraan telepon antara Presiden Trump dan Presiden Xi yang dilanjutkan dengan pertemuan delegasi AS dan China di London berpotensi menjadi faktor positif bagi pergerakan indeks karena meredakan ketegangan perang tarif. Selain itu, kabar berbagai rencana realisasi investasi Danantara juga akan menjadi sentimen yang menarik di pasar.
Dari AS, indeks Wall Street ditutup flat dan beragam. Delegasi AS dan China bertemu di London untuk mulai melakukan negosiasi dagang lanjutan antara kedua negara. Dalam negosiasi tersebut AS bertujuan untuk mengonfirmasi bahwa China akan kembali membuka ekspor mineral tanah jarang ke AS.
"Selain menantikan hasil negosiasi tersebut, pasar juga menantikan data inflasi AS yang akan dirilis pada pekan ini," ujar Ratna.
Sementara, U.S. 10-year Bond Yield turun 26 bps menjadi 4,48 persen. Harga emas menguat sekitar 0,8 persen di level USD3.334 per troy oz, ditopang oleh pelemahan dolar AS. Sedangkan harga minyak mentah menguat dipicu oleh pelemahan dolar AS serta harapan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China akan mendorong prospek ekonomi yang lebih baik.
(Rahmat Fiansyah)