IHSG Diprediksi Sideways Menanti Sentimen Positif yang Kuat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak mendatar (sideways) pada perdagangan Senin (7/7/2025).
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak mendatar (sideways) pada perdagangan Senin (7/7/2025). Pasar tengah menanti sentimen positif untuk menguat.
Pada akhir pekan lalu, IHSG ditutup melemah 0,19 persen ke level 6.865,19. IHSG kembali bergerak sideways dalam kisaran sempit dengan volume dan nilai perdagangan yang relatif lebih rendah dari rata-rata harian.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim menilai, pasar masih menantikan kesepakatan dagang Indonesia dengan AS. Selain itu pasar juga menantikan listing saham-saham IPO pada pekan ini.
"Sehingga IHSG diperkirakan masih bergerak sideways dalam kisaran 6.830-6.950, menantikan sentimen positif baru yang cukup kuat," katanya dalam riset.
Indeks di bursa Asia ditutup beragam akhir pekan lalu menantikan kesepakatan dagang AS menjelang batas waktu pemberlakukan tarif impor Trump. Sementara indeks di Wall Street pada pekan lalu ditutup menguat, didorong oleh tercapainya kesepakatan dagang AS-Vietnam dan meningkatnya optimisme akan ekonomi AS setelah data nonfarm payrolls Juni lebih baik dari perkiraan.
Pekan ini fokus perhatian pasar pada perkembangan kesepakatan dagang antara AS dengan para mitra dagangnya. Trump mulai mengirimkan surat kepada 12 negara mengenai besaran tarif yang akan mereka hadapi.
"Investor juga akan mencermati FOMC minutes untuk mencari kejelasan lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed tahun ini," katanya.
Dari domestik, pekan ini akan dirilis data cadangan devisa, penjualan motor dan mobil, consumer confidence dan retail sales. Delegasi Indonesia dijadwalkan menandatangani MoU dengan AS pada hari ini.
Indonesia menawarkan komitmen untuk melakukan pembelian produk AS dalam jangka panjang senilai USD34 miliar, di atas defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia sebesar USD19 miliar. Pembelian termasuk pembelian energi senilai USD15,5 miliar.
(Rahmat Fiansyah)