IHSG Diproyeksi Konsolidasi Melemah Pekan Pertama Juli 2025
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih bergerak konsolidasi dan cenderung melemah pada pekan depan.
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih bergerak konsolidasi dan cenderung melemah pada pekan depan, alias pekan pertama Juli 2025. Proyeksi ini mengacu pelemahan terbatas indeks sebesar 0,14 persen selama periode 23–26 Juni 2025.
Pada penutupan perdagangan Jumat (27/6/2025) lalu, IHSG menguat 0,96 persen ke level 6.897. Namun secara mingguan indeks tersebut terkoreksi tipis 9,7 poin.
Retail Equity Research KB Valbury Sekuritas, Afif Abdullah mengatakan, investor memilih sikap wait and see terhadap gejolak geopolitik global.
“Pergerakan IHSG diperkirakan akan konsolidasi cenderung melemah di area 6.850-7.050,” kata Afif dalam Weekly Market Review, Minggu (29/6/2025).
Dari sisi teknikal, IHSG disebut telah mencapai target penurunan dari pola double top di area 6.740–6.750. Afif menuturkan bahwa saat ini, indeks sedang mencoba rebound menuju level neckline di 6.985.
Adapun tekanan tambahan dinilai rawan datang dari arus dana asing. Dalam sepekan, asing tercatat net-sell di bursa saham (pasar reguler) mencapai Rp2,3 triliun.
Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp860,6 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) senilai Rp544,3 miliar.
Adapun dari sisi sentimen makro, pelaku pasar disebut akan mencermati rilis data neraca perdagangan dan inflasi pada 1 Juli 2025.
Dari Amerika Serikat, data penting seperti neraca perdagangan, non-farm payrolls (NFP), tingkat pengangguran, dan ISM Services PMI akan dirilis pada 3 Juli 2025.
Gejolak global juga masih membayangi, seiring pernyataan Presiden AS Donald Trump pada Jumat lalu yang menyetop seluruh pembicaraan perdagangan dengan Kanada dan mengancam tarif baru atas barang impor dari negara tersebut.
Sementara itu, gencatan senjata dagang antara AS dan China masih berlangsung sejak kesepakatan bulan lalu di Jenewa.
Sejumlah emiten diperkirakan akan menjadi perhatian pelaku pasar dalam sepekan mendatang, di antaranya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
(Ahmad Islamy Jamil)