IHSG Diproyeksi Lanjutkan Penguatan ke 7.085 Jelang Pengumuman BI Rate
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatan ke level 7.085 pada perdagangan awal pekan, Senin (14/7/2025).
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatan ke level 7.085 pada perdagangan awal pekan, Senin (14/7/2025).
Proyeksi ini didasarkan pada indikator teknikal Moving Average 200 (MA200) dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia.
Riset Phintraco Sekuritas, Jumat (11/7/2025), mencatat indikator teknikal MACD indeks telah membentuk golden cross dengan histogram di area positif.
Sementara indikator Bolinger Bands disebut mulai menyempit, meski Stochastic RSI mendekati area jenuh beli alias overbought.
“Meskipun demikian diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menguji level MA200 di 7085 pada pekan depan,” jelasnya, dikutip Minggu (13/7/2025).
Sebelumnya pada pperdagangan Jumat (11/7/2025), IHSG ditutup menguat 0,60 persen ke level 7.047,44.
Phintraco menilai penguatan ini sebagian besar didorong oleh rebound lanjutan pada saham perbankan besar menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dijadwalkan berlangsung pekan depan.
Sesuai jadwal, BI akan mengambil keputusan BI Rate pada Rabu (16/7/2025).
Pelaku pasar memproyeksikan Bank Indonesia berpotensi memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen.
Dari sisi eksternal, pasar turut mencermati pelemahan ekonomi Inggris. Data pertumbuhan ekonomi Inggris pada Mei 2025 mengalami kontraksi 0,1 persen secara bulanan (MoM), melanjutkan kontraksi 0,3 persen pada April.
Kondisi ini disebut meningkatkan potensi kontraksi ekonomi Inggris pada kuartal II-2025 dan memicu pelemahan nilai tukar poundsterling terhadap dolar AS.
Di sisi lain, ketegangan perdagangan global kembali mencuat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor sebesar 35 persen terhadap Kanada dan 50 persen terhadap tembaga.
Trump juga mengirimkan surat resmi kepada Uni Eropa terkait pengenaan tarif tambahan, yang memicu pelemahan bursa saham di Eropa dan penurunan indeks Dow Jones Futures. (Wahyu Dwi Anggoro)