MARKET NEWS

IHSG Diproyeksi Terus Menanjak baik Pemilu Satu atau Dua Putaran

Cahya Puteri Abdi Rabbi 14/02/2024 10:46 WIB

IHSG diproyeksi terus menanjak dan bisa menutup tahun di atas level 8.150 setelah Pemilu, baik satu ataupun dua putaran.

IHSG Diproyeksi Terus Menanjak baik Pemilu Satu atau Dua Putaran. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemilihan Umum (Pemilu) serentak resmi diselenggarakan pada hari ini, Rabu (14/2/2024). Gelaran pesta demokrasi tahun ini diperkirakan akan memengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas, Isfhan Helmy memperkirakan, IHSG akan terus menanjak dan bisa menutup tahun di atas level 8.150. Secara valuasi, estimasi P/E untuk IHSG jika pemilu dilaksanakan satu putaran adalah 16x.

“Sedangkan untuk dua putaran adalah 15.3x,” kata Ishfan dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (14/2/2024).

Adapun, sektor-sektor yang biasanya mempunyai performa cukup baik setelah pemilu antara lain industrial estate dan juga infrastruktur. Dalam hal ini dirinya merekomendasikan emiten-emiten semen. 

Di samping itu, perhatian terhadap sektor kesehatan juga akan memberi outlook lebih cerah kepada operator rumah sakit. “Sementara sektor-sektor utama penggerak IHSG pasca pemilu masih akan datang dari perbankan dan juga telekomunikasi,” ujar Ishfan.

Lebih lanjut, Ishfan menyampaikan bahwa laju pertumbuhan ekonomi 2024 akan datang dari investasi yang diperkirakan akan tumbuh mendekati 6%, juga ada sedikit harapan membaiknya konsumsi rumah tangga mendekati 5%. Hal itu akan menjadi faktor penyeimbang di tengah perkiraan melemahnya faktor eksternal yang ditandai menipisnya surplus neraca perdagangan. 

Di sisi lain, laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2024 akan lebih rendah dari pencapaian sepanjang tahun 2023, di mana ekonomi Indonesia tumbuh 5,05%.

Isfhan mengatakan, pertumbuhan PDB di tahun 2023 sudah melambat jauh dari 5,3% pada 2022 karena pertumbuhan ekspor yang lebih lemah, hanya naik 1,3% tahun lalu, turun tajam dari 16,2% pada 2022. 

Sementara, konsumsi rumah tangga naik 4,8% tahun lalu dibandingkan dengan 4,94% pada 2022. Harga komoditas turun tahun lalu setelah melonjak pada 2022, menyebabkan komoditas ekspor utama, seperti batu bara, kelapa sawit, dan nikel, memiliki nilai yang lebih rendah. 

Untuk sepanjang tahun 2024, diperkirakan kontribusi saldo eksternal negatif terhadap PDB, karena prospek neraca perdagangan tampak lebih suram tahun ini. Ekonomi global yang lemah juga dapat membuat pengiriman ekspor tetap lesu. 

Selain itu risiko terhadap ekonomi tetap ada karena inflasi pangan meningkat pada Januari sementara rupiah yang volatil mungkin membuat Bank Indonesia berhati-hati untuk melakukan pemotongan suku bunga di semester pertama tahun 2024, dengan probabilitas pemangkasan suku bunga lebih tinggi pada semester dua 2024.

“Secara overall kami perkirakan pertumbuhan PDB sebesar 4.9% di tahun 2024, ditopang pertumbuhan permintaan domestik sebesar 5%, namun akan tergerus kontribusi negatif dari faktor external balance yang membuat pertumbuhan PDB secara overall sedikit lebih rendah,” tutur Ishfan.

Pasar saham, lanjut dia, mungkin akan merespons pelemahan PDB hanya dalam jangka pendek, karena pergerakan IHSG akan lebih berpengaruh pada sentimen pemilu, di mana jika akan berlangsung dua putaran maka ketidakpastian akan membuat dana asing keluar dari pasar saham. 

Ia menyebut hal tersebut pernah terjadi pada tahun 2004, dalam kurun waktu antara dua bulan setelah hasil pemilu putaran pertama ditetapkan, IHSG tercatat turun hingga 18%. Namun, keadaan berbalik sejak pemilu putaran kedua dilaksanakan pada 20 September 2004, dimana IHSG berhasil mencatatkan rally sebesar 22%. 

“Jika skenario dua putaran terjadi lagi pada pemilu 2024, maka kami perkirakan tekanan jual akan terjadi di pasar saham dan membuat IHSG turun hingga dibawah level 7,000,” imbuh Ishfan.

Namun, kondisi tersebut hanya akan berlangsung hingga bulan Mei, di mana pasar saham akan berbalik arah menjelang dilaksanakannya pemilu putaran kedua pada 26 Juni 2024 mendatang. Hal ini akan sangat didukung jika elektabilitas salah satu capres unggul jauh, sehingga indikasi pemenang pemilu sudah dapat tergambarkan. 

“Jika ini terjadi dan pemenang pemilu sesuai ekspektasi pasar maka IHSG akan mampu tutup tahun di level 7,800,” pungkas Ishfan.

(FRI) 

SHARE