IHSG Ditutup Melemah, Pengamat Sebut Investor Masih Wait and See
Secara volume transaksi juga tidak sebanyak akhir tahun atau awal tahun kemarin.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Jumat ini dengan pelemahan. IHSG melemah 0,42% atau turun 24,48 poin ke level 5.773,12 pada penutupan perdagangan, Jumat (21/5).
Total volume transaksi mencapai 15,72 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp9,97 triliun. Adapun investor asing mencatat beli bersih atau net buy sebesar Rp129,41 miliar.
Praktisi Pasar Modal Kefas Evander mengatakan, penurunan IHSG masih dalam kondisi wajar karena saat ini kondisi pasar tidak terlalu ramai setelah libur panjang Hari Raya Idulfitri.
"Secara volume transaksi juga tidak sebanyak akhir tahun atau awal tahun kemarin. Apalagi ditambah selesai libur panjang lebaran di mana biasanya market cenderung lebih sepi dibanding biasanya," ujarnya pada closing market IDX Channel, Jumat (21/5/2021).
Menurut dia, pergerakan IHSG masih kurang sentimen positif baik dari dalam negeri maupun luar negeri sehingga investor masih cenderung wait and see.
Dia memprediksi pergerakan IHSG dalam dua skenario. Skenario pertama jika IHSG mampu rebound pada minggu depan dengan catatan volume transaksi harus kuat. Sementara skenario kedua IHSG akan bergerak melemah ke level 5.300 apabila tidak bisa bertahan di level saat ini yakni 5.700.
"Sekarang ini IHSG di level 5.700 sangat krusial sekali. Jadi opsi saya dalam minggu depan harus lihat dulu market-nya ramai atau tidak, tekanan jualnya masih tinggi atau tidak. Kalau ada tanda-tanda mulai rebound, seharusnya masih bisa melanjutkan penguatan, kisarannya minimal ke level 6.000 dulu," jelasnya.
Dia melanjutkan, saat ini kondisinya agak sulit untuk trading. Namun untuk investasi, penurunan IHSG dianggap sebagai peluang. Apalagi banyak saham bagus yang harganya sudah murah.
"Ini bisa kita lirik sebenarnya. Menurut saya strategi ke depan perhatikan saja emiten-emiten yang punya corporate action seperti right issue, pembagian dividen, dan sebagainya. Biasanya yang lagi ramai ada sentimen positif. Tetapi kalau perusahaannya jarang ada corporate action untuk saat ini agak berat," tandasnya.
(SANDY)