MARKET NEWS

IHSG Hadapi Pekan Pendek, Rebalancing MSCI dan Aliran Dana Asing Jadi Sorotan

Anggie Ariesta 26/05/2025 08:02 WIB

Pekan perdagangan yang hanya berlangsung tiga hari pada pekan ini akan menjadi periode krusial bagi IHSG.

IHSG Hadapi Pekan Pendek, Rebalancing MSCI dan Aliran Dana Asing Jadi Sorotan. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Pekan perdagangan yang hanya berlangsung tiga hari pada pekan ini, yaitu 26-28 Mei 2025 karena libur dan cuti bersama peringatan Kenaikan Yesus Kristus akan menjadi periode krusial bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, mengimbau para trader untuk mencermati dua katalis kunci yakni Rebalancing Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dan aliran dana asing.

Secara teknikal, IHSG saat ini sudah bergerak di atas level 7.000, yang menandakan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Meskipun demikian, David mengingatkan investor untuk tetap waspada.

"Meskipun begitu investor juga harus tetap waspada, karena ada resistance penting di level 7.400, yang sebelumnya menjadi area yang diuji berkali-kali, sebelum akhirnya IHSG mencetak all time high di level 7.800 pada September 2024 lalu," ujar David dalam risetnya, Senin (26/5/2025).

David mengatakan Rebalancing Indeks MSCI yang dijadwalkan pada akhir Mei 2025 dapat memengaruhi aliran dana asing ke pasar saham Indonesia. Investor asing diperkirakan akan menyesuaikan portofolio mereka sesuai dengan perubahan bobot dalam indeks tersebut, yang berpotensi memicu pergerakan signifikan di pasar.

Selain itu, aliran dana asing juga menjadi perhatian utama. Pada pekan lalu, IHSG ditutup di level 7.214 atau naik 1,4 persen dibandingkan pekan sebelumnya. 

Lonjakan ini disokong oleh net buy asing sebesar Rp2 triliun di pasar reguler, angka tertinggi dalam lima minggu terakhir dan lebih dari dua kali rata-rata inflow mingguan sejak April.

Saham-saham seperti BBRI, ANTM, BMRI, GOTO, dan BBCA menjadi favorit investor asing, menunjukkan kepercayaan terhadap prospek pasar saham Indonesia.

Pergerakan IHSG pekan lalu juga dipengaruhi oleh sentimen global dan domestik. Dari global, kebijakan tarif Donald Trump dan harga emas menjadi pemicu. 

Presiden Trump mengumumkan tarif impor 50 persen terhadap produk Uni Eropa mulai 1 Juni 2025, dengan alasan ketidakseimbangan perdagangan, sementara Inggris dikecualikan.

Di sisi lain, ketidakpastian ekonomi global mendorong investor mencari aset safe haven seperti emas, yang mengakibatkan peningkatan permintaan tajam dan potensi harga emas kembali ke all time high.

Dari domestik, sentimen suku bunga Bank Indonesia (BI) juga berperan. Pada 21 Mei 2025, BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen setelah mempertahankannya selama tiga pertemuan sebelumnya. 

Langkah ini diambil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang melambat (pertumbuhan kuartal I-2025 sebesar 4,87 persen) dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal.

(NIA DEVIYANA)

SHARE