IHSG Hari Ini Berpotensi Melemah, Ini Deretan Saham Pilihan Versi Analis
Valdy menilai masih ada sejumlah saham yang memiliki prospek cukup menarik dan layak untuk dipertimbangkan.
IDXChannel - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (5/3/2023), diyakini bakal kembali dilingkupi aksi pelemahan.
Prediksi ini didasarkan pada analisis terknikal, di mana posisi IHSG pada penutupan perdagangan Jumat (3/3/2023) akhir pekan lalu masih berada di bawah 6.829 (MA50) pada perdagangan Jumat (3/3).
Dengan posisi tersebut, potensi pembentukan deathcross di Stochastic RSI sejalan dengan pelebaran negative slope MACD. Kondisi ini mengindikasikan potensi terjadinya pelemahan lanjutan.
"IHSG diperkirakan menguji level support 6.780 pada (perdagangan) Senin (6/3/2023), pivot 6.840, dan resistance 6.900," ujar Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, dalam keterangan resminya, Minggu (5/3/2023).
Namun demikian, meski indeks dalam ancaman pelemahan, Valdy menilai masih ada sejumlah saham yang memiliki prospek cukup menarik dan layak untuk dipertimbangkan.
"Dengan kondisi demikian, saham pilihan teratas, antara lain SMGR, INTP, LSIP, TLKM, dan EXCL," tutur Valdy.
Menurut Valdy, banyak data penting yang bakal dirilis di sepanjang pekan ini. Deretan data tersebut diyakini bakal menjadi rujukan pelaku pasar dalam menentukan kebijakan investasinya.
Kondisi tersebut tentu akan menjadi faktor penting terhadap arah pergerakan indeks sepanjang pekan.
"Dari eksternal, misalnya, pelaku pasar akan mencermati pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell pada Selasa (7/3/2023) waktu setempat," tutur Valdy.
Sebelumnya, pejabat The Fed menyatakan potensi kenaikan suku bunga acuan lebih tinggi dari sebelumnya, jika inflasi tidak turun dan data ekonomi lainnya membaik.
Hal ini kemudian memantik pelemahan nilai tukar rupiah ke level Rp15.295 per dolar AS. Selain kebijakan The Fed, investor dinilai juga bakal mencermati rilis data neraca perdagangan China untuk periode Januari-Februari 2023.
Diperkirakan, neraca perdagangan negara tersebut bakal naik menjadi USD80,9 miliar. Ekspor diperkirakan melambat ke level 10 persen, dari sebelumnya sebesar 9,9 persen. Sementara, impor diperkirakan melambat dari semula 7,5 persen menuju 5,3 persen.
Sementara dari sisi domestik, Bank Indonesia (BI) juga bakal merilis data cadangan devisa Indonesia bulan Februari 2023.
Pada Januari 2023, cadangan devisa tercatat sebesar USD139,4 miliar. Posisi tersebut dapat membiayai 6,1 bulan impor dan di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. (TSA)