MARKET NEWS

IHSG Jatuh 2,69 Persen, Bursa Efek Indonesia Siapkan Protokol Krisis

Fahmi Abidin 27/02/2020 16:30 WIB

Pada akhir sesi I perdagangan Kamis (27/2/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 2,63% ke level 5.539,38.

IHSG Jatuh 2,63 Persen, Bursa Efek Indonesia Siapkan Protokol Krisis. (Foto: Ist)

IDXChannel – Pada penutupan perdagangan Kamis (27/2/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas ke zona merah. IHSG turun 153,23 poin atau 2,69% ke level 5.535,69.

Tercatat 77 saham menguat, 335 saham melemah, dan 117 saham stagnan di akhir sesi II. Transaksi perdagangan mencapai Rp6,93 triliun dari 6,27 miliar lembar saham yang diperdagangkan.

Sementara itu Indeks LQ45 turun 29,9 poin atau 3,2% menjadi 892,76, indeks Jakarta Islamic Index (JII) turun 13,87 poin atau 2,3% ke 579,72, indeks IDX30 turun 16,36 poin atau 3,2% ke 487, dan indeks MNC36 turun 10,59 poin atau 3,3% ke level 310,77.

Deretan di top gainers adalah PT Indonesia Tobacco Tbk (ITIC) naik Rp155 atau 9,66% ke Rp1.760, saham PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) naik Rp50 atau 9,09% ke Rp600, dan saham PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) naik Rp17 atau 9,09% ke Rp204.

Daftar saham di top losers yakni saham PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) turun Rp20 atau 28,57% ke Rp50, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun Rp350 atau 7,81% ke Rp4.130, dan Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun Rp110 atau 7,36% ke Rp1.385.

Sebelumnya pada akhir sesi I perdagangan Kamis (27/2/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 2,63% ke level 5.539,38. Hal tersebut menjadi level terendah sejak 16 Maret 2017 dengan posisi di level 5.518,24.

Akibat pelemahan IHSG ke bawah level psikologis 5.600 yang dinilai bisa mengancam kondisi perekonomian nasional. Dikutip dari Sindonews, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung memberi kondisi waspada dan mempersiapkan protokol krisis apabila pelemahan IHSG semakin memburuk.

Dikatakan Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo, pihaknya terus melakukan pemantauan di tengah penurunan indeks di atas 2% sampai siang ini. Menurutnya, BEI memiliki protokol krisis yang akan digunakan apabila penurunan IHSG semakin berat.

“Kami melakukan pemantauan apalagi IHSG turun lebih dari 2%. Tapi belum sampai masuk protokol krisis karena itu sekarang statusnya sedang berjaga-jaga,” kata Laksono seperti dikutip dari Sindonews di Jakarta, pada Kamis (27/2/2020).

Apabila penurunan hingga akhir perdagangan hari ini di atas 5%, ungkap Laksono, baru pihaknya melakukan tahapan awal protokol krisis.

"Penurunan yang lebih dari 5% sudah mulai masuk protokol krisis. Kami akan melakukan pengawasan intens dan diskusi dengan pihak otoritas," ujar dia.

Dijelaskan bahwa dalam protokol krisis, BEI juga memiliki sistem auto hold yang bisa dilakukan. Sehingga jika dibutuhkan tiba-tiba sistem itu bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Meski begitu, auto hold masih jauh untuk digunakan. Hal tersebut digunakan apabila IHSG dalam satu hari pelemahan hingga 10%. “Untuk auto hold belum sampai ke situ,” pungkasnya. (*)

 

SHARE