IHSG Keok Lagi saat Bursa Asia-Wall Street Menguat, Kenapa?
IHSG kembali merosot pagi ini, Rabu (11/1) di tengah menghijaunya bursa Asia dan wallstreet.
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali merosot pagi ini, Rabu (11/1) di tengah menghijaunya bursa Asia hingga Wall Street.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (11/1) pukul 09.57 WIB, IHSG kembali terkontraksi hingga 0,90 persen, menembus level 6.563,20.
Dari bursa Asia, bursa Tokyo, Nikkei 225 Index menguat 1,08 persen ke 26.457,60.
Sedangkan, bursa Asia lainnya seperti bursa Hong Kong, Hang Seng Index dan Shanghai Composite Index masing-masing melesat 1,18 persen dan 0,25 persen. Adapun, Strait Times Index di Singapura juga menghijau di 3.270,70 atau naik 0,24persen.
Selain bursa Asia yang menghijau, Wall Street juga ikut menghijau pada Rabu (11/1), pukul 09.49 WIB.
BEI mencatat, Dow Jones Index naik 0,56 persen ke level 33.704,10. Sementara S&P 500 Index juga terkerek 0,70 persen ke level 3.919,41.
Menyusul dua indeks Wall Street lainnya, Nasdaq juga turut melambung 1,01 persen menjadi 10.742,63 pada Rabu (11/1).
Menanggapi IHSG yang melemah pagi ini, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gustamengatakan, pelemahan IHSG disebabkan oleh minimnya data makroekonomi domestik yang bisa menjadi sentimen positif bagi pasar saham.
“Para investor juga menyoroti adanya faktor tren kenaikan suku bunga lanjutan disertai dengan kekhawatiran perlabatan pertumbuhan ekonomi global serta tingkat probabilitas resesi yang semakin kuat,” kata Nafan dalam wawancara dengan IDX Channel, Rabu (11/1).
Catatkan Net Sell Asing Jumbo
Di samping IHSG yang terus merosot serta tidak adanya sentimen positif dari makroekonomi domestik, bursa Tanah Air juga dihantui oleh aksi jual bersih atau net sell investor asing belakangan ini.
Menurut data BEI pada sesi I, Rabu (11/1), investor asing mencatatkan penjualan bersih di pasar reguler sebesar Rp2,30 triliun sepanjang year to date (YTD) 2023.
Selain itu, investor turut melego emiten-emiten big caps, tak terkecuali big four perbankan Tanah Air.
Sebagaimana disebutkan dalam data BEI, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan net sell di pasar reguler dengan jumlah terbesar, yakni mencapai Rp948,44 miliarsecara YTD.
Sementara bank big four lainnya yang turut dilego asingyaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Adapun, BBCA mencatatkan net selldi pasar regulersebesar Rp846,94 miliarsecara YTD. Sedangkan, BMRI juga dilegoasingsebesar Rp308,24 miliar di pasar regulersepanjangtahun 2023.
Menyusul emiten big four perbankan, emiten big cap PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Astra International Tbk (ASII) juga mencatatkan net sell jumbo secara YTD.
Menurut data BEI per Rabu (11/1), saham TLKM dan ASII masing-masing dilego investor asing di pasar reguler sebesar Rp403,31 miliar dan Rp183,85 miliar sepanjang 2023.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.