IHSG Melemah di Akhir Pekan, Analis: Masih Good Enough
Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan mengalami koreksi tipis, yakni sebesar 4,66 poin atau 0,07 persen ke 6.581.
IDXChannel - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan mengalami koreksi tipis, yakni sebesar 4,66 poin atau 0,07 persen ke 6.581. Namun, hal ini dipandang analis masih cukup baik dan normal.
Analis Henan Putihrai Sekuritas, Liza C Suryanata, mengatakan, pelambatan GDP yang sudah diproyeksikan kuartal ketiga ini menjadi salah satu penghambat penguatan IHSG untuk dapat menembus level 6.600 lagi.
"Tapi so far penutupannya buat saya masih cukup oke, kita masih bertengger di support 6.580 walau ditutup sedikit di closingnya 6.580-6.581, jadi pelemahan yang konsolidasi ini masih tergolong normal jadi good enough lah kita tutup market di penghujung minggu ini," ujar Liza dalam 2nd Session Closing IDX, Jumat (5/11/2021).
Meskipun IHSG ditutup berada di zona merah, posisi indeks nampaknya masih mampu dipertahankan. Menurut Liza, net buy asing masih konsisten dengan adanya pemasukan Rp1 triliun.
"Kalau kita melihat net buy asing masih konsisten, seperti hari ini aja ada net buy asing di all market sekitar Rp1 triliun. Kemudian sentimen positif yang lately sudah semakin dikumpulkan misalkan seperti efek tapering off," katanya.
Hal itu kata Liza membuat adanya kejelasan bahwa tapering tersebut kondisi IHSG tidak lantas melemah. Kalau misalkan outflow yang mungkin akan terjadi atau inflasi menurut Liza sudah bisa ditahan sebelumnya.
"Yang ada adalah konsolidasi sehat, wajar-wajar aja mengenai masalah makro dan yang lainnya juga sudah mulai fight begitu, mungkin tujuan kita adalah fokus proyeksi kuartal keempat karena memang kuartal ketiga ini sudah diekspektasi sedikit melambat," ujarnya.
Untuk proyeksi kuartal IV-2021, Liza mengatakan dilihat dari GDP hari ini konsumsi rumah tangga cuma bertumbuh 1 persen yang sangat jauh dibawah ekspektasi dari 6 persen. Secara sektor konsumsi itu mengambil porsi 50 persen dari GDP.
Ke depannya, di kuartal IV ini, sektor konsumsi mengejar (strong rebound) dan untuk target tahun ini masih cukup in line dengan proyeksi pemerintah 3,7-4,5 persen yang sebelumnya sudah diturunkan, dan Bank Indonesia juga 3,5-4,3 persen yang menurut Liza masih cukup in line.
"Konsumsi rumah tangga ini akan tumbuh sebesar 2,2-2,8 persen, jadi ya double dari sekarang ini, so i believe ada signifikan efeknya di perbaikan kuartal empat," ujarnya. (TYO)