MARKET NEWS

IHSG Punya Kans Tembus Level 8.000 di 2023, Masuk Akal?

Melati Kristina - Riset 02/01/2023 14:42 WIB

IHSG diproyeksikan menguat pada 2023, meski investor perlu mewaspadai sejumlah risiko.

IHSG Punya Kans Tembus Level 8.000 di 2023, Masuk Akal? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Perdagangan saham di tahun anyar 2023 resmi dibuka pada pagi ini, Senin (2/1/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bakal menguat kedepannya, meskipun sejumlah faktor risiko mengintai.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2023 pada hari ini (2/1). Pembukaan ini ditandai dengan penekanan layar sentuh sebagai peresmian dibukanya perdagangan saham awal tahun 2023.

Pada perdagangan, Senin (2/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di level 6.841 dan sempat menguat ke 6.848 pada pukul 09.05 WIB. Akan tetapi, hingga pukul 11.22 WIB, IHSG terkontraksi hingga 0,22 persen di level 6.836.

Di tahun 2023, sejumlah riset sekuritas memberikan target bagi IHSG. Adapun, BRI Danareksa melalui risetnya yang bertajuk “Market Outlook” yang dirilis pada Desember 2022, memberikan target IHSG sebesar 8.040.

“Pada tahun 2023, kami mengharapkan pertumbuhan sebesar 3,6 persen dengan penilaian pasar. Sedangkan, dengan pendekatan top-down, target IHSG berada di 7.860 pada akhir 2023,” tulis riset tersebut.

Selain memberikan target terbawah seperti di atas, dalam skenario top-down tersebut, BRI Danareksa juga memberikan target teratas yakni mencapai level 8.100.

Adapun, di bawah skenario tersebut, pertumbuhan laba akan menguat 7 persen  yang didorong dari ekspansi margin, menguatnya nilai Rupiah, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibanding perkiraan.

Sementara, Mirae Asset Sekuritas dalam risetnya yang bertajuk Indonesia Strategy 2023 Outlook: Election Boosters” yang diterbitkan pada Selasa (6/12) memberikan target IHSG berdasarkan tiga skenario, yakni bull-case, bear-case, dan base case.

“Kami menetapkan base case kami untuk target IHSG pada akhir 2023 di 7.880 didukung pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dan preferensi investor untuk kelas aset ekuitas pasar berkembang,” tulis Mirae Asset.

Mirae Asset juga memproyeksikan pertumbuhan laba IHSG di tahun 2023 sebesar 9 persen year on year (yoy) didorong momen pemilihan presiden, legislatif, dan kepala daerah yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan pengeluaran sbelum pemilu.

Sedangkan untuk skenario bull-case, Mirae memberikan target di 8.650 pada akhir 2023 dengan pertumbuhan laba IHSG sebesar 15,5 persen.

“Hal ini akan terwujud jika harga komoditas kembali naik, terutama Crude Palm Oil (CPO) dan batu bara yang harganya bertahan di tingkat menguntungkan sepanjang 2023 sehingga meningkatkan pendapatan kinerja perusahaan,” tulis riset tersebut.

Sedangkan pada skenario  bear-case, IHSG di akhir 2023 berada di level 6.800 dengan potensi penurunan sekitar 4 persen.

Sementara laba IHSG hanya bertumbuh 6 persen dipengaruhi oleh kemungkinan terburuk seperti jatuhnya harga komoditas, pendapatan bersih yang melemah di tahun 2023, hingga keluarnya asing dari ekuitas Tanah Air.

Adapun, pengamat pasar modal dan founder WH Project, William Hartanto mengungkapkan, pada tahun ini sideways cenderung menguat sehingga penguatan saham menjadi terbatas.

Sedangkan perubahan harga komoditas yang lebih volatil karena ramainya kendaraan listrik bisa jadi sentimen positif bagi emiten-emiten yang bergerak di industri ini.

Sementara sektor yang menjadi perhatian di tahun 2023, yaitu batu bara, nikel, hingga minyak bumi.

“Estimasi di 7.300 dengan mempertimbangkan adanya potensi perbaikan data ekonomi dan pelemahan terbatas saham-saham penekan indeks yang selama ini berasal dari emiten teknologi,” kata William dalam wawancara dengan IDX Channel, Senin (2/1).

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE