IHSG Rawan Koreksi Usai Tembus Rekor, Waspada Aksi Profit Taking
Pelemahan IHSG dinilai terjadi usai investor melakukan aksi sell on news atas pemangkasan suku bunga The Federal Reserve yang sudah diantisipasi pasar.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih rawan tekanan jual pada perdagangan Jumat (19/9/2025), setelah menembus rekor tertingginya. Analis Phintraco Sekuritas menilai IHSG dapat bergerak sideways dalam kisaran 7.970-8.070.
"IHSG diperkirakan cenderung bergerak sideways pada kisaran 7.970-8.070 pada perdagangan Jumat (19/9/2025)," tulis Phintraco dalam risetnya.
Sebelumnya IHSG berakhir koreksi 0,21 persen ke 8.008,43 pada Kamis (18/9/2025).
Pelemahan IHSG dinilai terjadi usai investor melakukan aksi sell on news atas pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) yang sudah diantisipasi pasar.
Ini juga terjadi seiring aksi ambil untung (profit taking) setelah indeks mencapai level tertinggi baru.
Setelah memangkas suku bunga acuan 25 bps, Fed memberi sinyal adanya dua kali lagi pemangkasan suku bunga pada 2025.
Dari sisi global, pelaku pasar pada Jumat (19/9/2025) akan mencermati kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) yang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan di 0,5 persen, level tertinggi sejak 2008.
Sementara dari Inggris, akan dirilis data penjualan ritel Agustus 2025 yang diproyeksikan melambat menjadi 0,4 persen secara bulanan (MoM) dari 0,6 persen pada Juli.
Secara teknikal, indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) IHSG, menurut riset, telah membentuk golden cross dengan histogram positif.
Sedangkan indikator Stochastic RSI masih berada di area pivot, sementara indikator Accumulation/Distribution menunjukkan adanya distribusi, seiring meningkatnya volume jual.
"IHSG berada di upper band Bollinger bands, yang mengindikasikan ada potensi koreksi jangka pendek atau konsolidasi karena mendekati area overbought," kata Phintraco.
Adapun saham pilihan dari sekuritas untuk perdagangan hari ini meliputi PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), dan PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA).
(NIA DEVIYANA)