IHSG Rawan Tertekan, Tarif AS Bakal Jadi Sentimen Negatif
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menguji level 6.900 pada perdagangan Selasa (8/7/2025).
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menguji level 6.900 pada perdagangan Selasa (8/7/2025). Pergerakan indeks hari ini akan dipengaruhi oleh beragam sentimen mulai dari tarif AS hingga listing sejumlah emiten baru.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat 0,52 persen ke 6.900,93 poin. IHSG bergerak sideways meski melompat pada akhir sesi. Nilai dan volume transaksi jauh di bawah rata-rata harian.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim menilai, investor cenderung bersikap wait and see akibat ketidakpastian seiring dengan semakin dekatnya dengan batas waktu pemberlakukan tarif pada 9 Juli serta potensi tarif lebih tinggi pada 1 Agustus 2025.
Penjualan sepeda motor bulan Juni 2025 turun 0,3 persen, melanjutkan penurunan pada Mei 2025 yang turun 0,1 persen. Kondisi ini disinyalir akibat melemahnya daya beli masyarakat.
Selain itu, kata Ratna, investor tengah menantikan rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKKN) atau Consumer Confidence Index Juni 2025 hari ini dan listing sejumlah saham IPO.
Dia mengatkaan, secara teknikal, meskipun ada indikasi IHSG mengalami technical rebound, namun belum didukung volume yang kuat. Jika IHSG dapat bertahan di atas level 6.900, ada potensi terjadi rebound lanjutan jika disertai dengan kenaikan volume.
"Namun jika IHSG gagal bertahan di atas 6.900, diperkirakan IHSG kembali menguji level support di 6.800," katanya dalam riset.
Presiden Prabowo Subianto mendapatkan surat dari Presiden AS, Donald Trump yang menyatakan bahwa Indonesia akan dikenakan tarif sebesar 32 persen mulai 1 Agustus 2025 dan tarif transhipment lebih tinggi.
Jika Indonesia memberlakukan tarif balasan kepada AS, maka tarif Indonesia juga akan dinaikkan. Sebaliknya jika Indonesia atau perusahaan dari Indonesia memproduksi produk di AS tidak akan dikenakan tarif.
"Hal ini berpotensi menjadi faktor negatif di bursa di saat pasar berekspektasi adanya penurunan tarif," ujarnya.
(Rahmat Fiansyah)