MARKET NEWS

IHSG Sentuh Level Kritis, Analis: Bisa Bangkit jika Tutup di Atas 6.700

TIM RISET IDX CHANNEL 23/06/2025 10:24 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan sempat turun lebih dari 2 persen dan menyentuh level 6.700 di awal perdagangan Senin (23/6/2025).

IHSG Sentuh Level Kritis, Analis: Bisa Bangkit jika Tutup di Atas 6.700. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun lebih dari 2 persen dan menyentuh level 6.700 di awal perdagangan Senin (23/6/2025), merespons negatif kabar Amerika Serikat (AS) yang melancarkan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.13 WIB, IHSG merosot 1,18 persen ke level 6.825. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp4,88 triliun dan volume perdagangan 8,53 miliar saham.

Sebanyak 533 saham melemah dan hanya 117 saham yang menguat. Sisanya, sebanyak 311 saham stagnan.

Sesaat bel pembukaan berbunyi pada pukul 09.00 WIB, IHSG sempat menembus 6.751,85 atau turun 2,25 persen dibandingkan penutupan pada Jumat (20/6) pekan lalu.

Dengan ini, indeks acuan tersebut turun selama 4 hari berturut-turut. Dalam sepekan, IHSG terdepresiasi 4,09 persen.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai konflik di Timur Tengah belum langsung mengancam perekonomian Asia. Namun, ia mengingatkan bahwa situasi bisa memburuk jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz.

"Perang di Timur Tengah sebenarnya tidak berdampak signifikan terhadap ekonomi terutama di negara Asia. Tapi akan menjadi permasalahan jika Selat Hormuz ditutup," ujar Michael, Senin (23/6/2025)

Ia menekankan pentingnya jalur pelayaran tersebut dalam pasokan energi global. "Karena Selat Hormuz merupakan jalur penting dari 20 persen pasokan minyak dunia. Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz dan ini bisa mengakibatkan kenaikan harga minyak dunia," katanya.

Lonjakan harga minyak, lanjut Michael, bisa berdampak ke inflasi secara global. "Yang berujung ke cost push inflation [inflasi dari sisi biaya]. Dengan terus meningkatnya tensi perang ini, dikhawatirkan investor seluruh dunia menarik diri dari pasar modal karena dampak yang bisa berujung ke inflasi besar-besaran," imbuh Michael.

Michael juga menyoroti reli harga komoditas global yang dipicu ketegangan geopolitik. "Komoditas dunia melonjak cukup tajam, mulai dari minyak, logam industri, emas," tuturnya.

Kondisi ini, menurutnya, menguntungkan sejumlah emiten sektor energi dan tambang. "Ini menguntungkan beberapa emiten minyak dan gas, serta komoditas emas, seperti MEDC, ELSA, ANTM, BRMS," ujarnya.

Lebih lanjut, ia memprediksi efek domino pada komoditas lain. "Jika ini berkelanjutan, maka harga subsidiary dari minyak, yaitu batu bara, juga akan mengikuti," ujar Michael.

Dari sisi teknikal, Michael melihat tekanan pada pergerakan IHSG. "IHSG secara teknikal memiliki pola bearish double top, dengan target penurunan di 6.700," ujarnya.

Ia menambahkan, "Per hari ini, angka itu hampir tersentuh. Dan jika IHSG berhasil ditutup menguat dari angka ini, maka peluang IHSG untuk kembali ke 7.000 masih terbuka." (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

>

SHARE