MARKET NEWS

IHSG Sulit Bertahan di Level 7.000, Simak Analisis dan Rekomendasinya

Cahya Puteri Abdi Rabbi 07/09/2023 05:32 WIB

IHSG gagal bertahan di level 7.000 pada penutupan perdagangan Rabu (6/9/2023).

IHSG gagal bertahan di level 7.000 pada penutupan perdagangan Rabu (6/9/2023).

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal bertahan di level 7.000 pada penutupan perdagangan Rabu (6/9/2023).

Indeks ditutup menguat 0,06% atau 4,24 poin ke level 6.995. Pada perdagangan hari sebelumnya (5/9/2023), indeks juga gagal bertahan di level 7.000, dan ditutup pada level 6.991.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata mengatakan bahwa IHSG saat ini masih melanjutkan tren sideways. Tak menutup kemungkinan IHSG masih harus uji support ke sekitar 6.930-6.900.

"Oleh karena itu, kami menyarankan untuk menahan penambahan portofolio terlalu banyak sebelum break out terjadi," kata Liza kepada IDX Channel pada Rabu (6/9/2023).

Liza mengungkapkan sejumlah sentimen yang mampu kembali mengerek indeks ke arah level 7.000 antara lain, dimulainya tahun politik menuju pemilihan umum tahun 2024 mendatang. Dia memproyeksikan bahwa tiga bulan sebelum pemilihan Presiden baru pada Februari tahun depan, capital atau foreign inflow akan lebih deras.

Hal tersebut dapat dicapai karena calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden yang sudah semakin jelas dari semua kubu, ditambah dengan adanya publikasi program kerja masing-masing Capres dan Cawapres.

Meski demikian, Liza menilai investor asing belum begitu yakin untuk masuk ke pasar modal Indonesia. Ia menyebut hal itu karena pertimbangan tahun politik.

"Dengan demikian, IHSG pastinya punya peluang ditutup di level 7.100 untuk worst scenario atau 7.300-7.400 pada akhir tahun," kata Liza.

Dari sisi sektoral, lanjut Liza, belakangan ini sektor energi mengalami lonjakan kenaikan yang ditopang oleh sentimen meroketnya harga minyak mentah yang tengah dalam tren bullish menuju USD100 per barel.
 
Proyeksi ke arah sana didukung oleh berbagai pemikiran fundamental, termasuk yang terakhir adalah OPEC+ melanjutkan periode pemotongan produksi sampai akhir tahun. Menurut Liza, karakter capital market Indonesia yang sarat komoditas tentunya akan diuntungkan oleh perkembangan terakhir.

“Hal tersebut berpotensi mengerek saham-saham emiten minyak dan batu bara,  serta IHSG secara keseluruhan. Rotasi sektor ini akan terjadi setelah beberapa saat sebelumnya saham sektor energi terbarukan naik panggung dengan isu energi hijay yang bisa mengurangi polusi udara,” kata Liza.

Lebih lanjut, menjelang musim kampanye pemilu tahun depan, Liza meyakini sektor-sektor lainnya akan ikut terkerek seperti sektor konsumer, telekomunikasi, konstruksi, infrastruktur dan transportasi yang mungkin berkaitan dengan semakin dekat berakhirnya periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

“Di mana beliau berjuang menyelesaikan semua proyek pembangunan yang dimandatkan pada eranya sebelum ia mengoper tongkat kepemimpinan, demi menghindari adanya proyek mangkrak,” pungkas Liza. (NIY)

SHARE