IHSG Tertekan Akibat Lonjakan Covid-19, Analis Sebut Masih Ada Peluang Pemulihan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini bergerak di zona merah usai pembukaan perdagangan pagi hari ini (19/7/2021).
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini bergerak di zona merah usai pembukaan perdagangan pagi hari ini (19/7/2021). IHSG tertekan 0,53% dan berada di level 6.040.
Head of Research PT Praus Capital, Alfred Nainggolan, menilai, secara general pergerakan market masih menunjukkan tren pemulihan pasca pandemi Covid-19. Akan tetapi, market di dalam negeri masih tertahan karena adanya lonjakan kasus Covid-19.
“Pergerakan bursa global seperti Amerika dan Eropa itu trennya masih menunjukkan tren pemulihan pasca pandemi Covid-19. Kemudian, kalau kita lihat arahnya juga tidak terlalu jauh berbeda dengan bursa-bursa regional. Tetapi perbedaannya kita tertahan karena faktor gelombang kedua lonjakan Covid yang memang terjadi sejak akhir Juni sampai Juli ini,” ujarnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (19/7/2021).
Alfred menjelaskan, walau market dengan kondisi tertahan, tetapi ke depannya market mengarah ke pemulihan. Hal tersebut dibuktikan karena saat ini proses vaksinasi sudah berjalan hampir di setiap negara.
“Kita melihat bahwa ke depan memang arahnya masih sama yaitu recovery, karena saat ini proses vaksinasi tidak hanya di Indonesia hampir di seluruh global sudah berjalan. Bahkan di Indonesia juga semakin dipercepat, karena kita meyakini bahwa proses vaksinasi ini akan menjadi solusi ampuh untuk bisa mengurangi secara signifikan dampak dari pandemi Covid,” jelas dia.
Lanjutnya, sehingga dalam jangka pendek dari sisi internal pergerakan IHSG masih tertahan oleh sentimen gelombang kedua kasus Covid-19. Sementara, dari bursa global dan regional pelemahan yang terjadi hari ini lebih kepada technical correction.
“Dalam jangka pendek dari sisi internal kita tertahan oleh sentimen domestik khususnya masalah gelombang kedua. Sementara, regional terlihat bahwa pelemahan yang terjadi hari ini sifatnya memang short-term, karena memang sebelumnya dalam tren penguatan. Sehingga lebih kepada technical correction untuk bursa regional dan juga bursa Eropa,” kata Alfred. (TYO)