MARKET NEWS

IHSG Turun 1 Persen, Saham-Saham Big Cap Ini Jadi Pemberat

TIM RISET IDX CHANNEL 01/09/2025 14:48 WIB

Beberapa saham big cap menjadi pemberat utama saat IHSG turun tajam pada Senin (1/9/2025).

IHSG Turun 1 Persen, Saham-Saham Big Cap Ini Jadi Pemberat. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Beberapa saham big cap menjadi pemberat utama saat IHSG turun tajam pada Senin (1/9/2025). Investor masih waswas terhadap dampak aksi demonstrasi besar-besaran pekan lalu, meski pemerintah telah berupaya menenangkan situasi.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 14.35 WIB, IHSG melemah 1,12 persen ke 7.742, setelah sempat merosot tajam ke 7.547,56 di awal pembukaan pasar. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 577 saham melemah, 173 saham menguat, dan 206 saham lainnya stagnan.

Saham-saham bank besar, yang kerap menjadi soko guru IHSG, kompak memerah. Sebut saja, saham BMRI turun 2,54 persen, BBRI 1,98 tergerus persen, BBNI 1,37 persen, dan BBCA 1,24 persen.

Selain itu, saham big cap milik konglomerat juga menjadi beban. Saham emiten Prajogo Pangestu, CUAN, misalnya menyusut 2,88 persen, BRPT 2,74 persen, CDIA 2,36 persen, TPIA 1,21 persen, dan BREN 0,28 persen.

Saham DNET milik Grup Salim juga tertekan 2,81 persen. Demikian pula, saham DCII milik Toto Sugiri minus 2,05 persen.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menekankan pentingnya selektif bagi investor dalam menghadapi gejolak pasar akibat aksi demonstrasi pekan lalu. Ia menyoroti perbedaan dampak antar sektor.

“Investor perlu jeli melihat sektor-sektor saham yang tidak terdampak dari demo,” kata Michael, Senin (1/9/2025).

Menurut dia, sektor-sektor tertentu cenderung lebih tahan guncangan. “Biasanya nama-nama di sektor energi dan komoditas, untuk potensi yang paling bertahan,” kata dia.

Di sisi lain, Michael memperingatkan adanya risiko nyata bagi sektor yang langsung terdampak ekonomi. “Sementara yang memiliki dampak langsung ke ekonomi, seperti perbankan dan retailers, akan mengalami impact langsung,” tuturnya.

Michael lebih lanjut menilai, laju IHSG berpotensi terkoreksi pada September ini. Menurut dia, pergerakan indeks bulan ini punya pola historis yang cukup jelas.

“IHSG 80 persen historical koreksi di bulan September,” ujar Michael, Senin (1/9/2025).

Ia menambahkan, potensi koreksi tersebut usai mengikuti lonjakan tajam sebelumnya. “Menyusul kenaikan luar biasa pada Juli dan Agustus (yang naik 15 persen), maka potensi koreksi IHSG menang besar, di luar dari tekanan kondisi yang terjadi di dalam negeri,” kata dia.

Secara teknikal, Michael juga menyoroti sinyal pelemahan yang mulai terbentuk. “IHSG membentuk double top di atas, dan ini merupakan tanda koreksi yang cukup besar,” tuturnya.

Segendang sepenarian, Founder WH Project, William Hartanto, juga melihat prospek IHSG masih cenderung melemah. Ia menilai pergerakan indeks menunjukkan pola yang patut diwaspadai.

“Masih outlook melemah, seperti topik kita sebelumnya. Saya mencurigai IHSG bakal bikin double top, setelah dua kali gagal bertahan di atas 8.000, dan ini sudah terkonfirmasi karena IHSG tembus di bawah 7.800,” kata William.

Meski membuka peluang adanya pantulan jangka pendek, ia menekankan pentingnya strategi yang lebih defensif.

“Mungkin masih ada potensi rebound, tapi kalau pola seperti double top sudah terkonfirmasi, ada baiknya mengamankan sebagian cash untuk buy on weakness selama tren IHSG masih menurun,” kata dia.

Sebelumnya, pada Jumat (29/8/2025) pekan lalu, pasar saham Indonesia dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan signifikan seiring meningkatnya aksi politik di Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya yang menggoyahkan kepercayaan investor.

Ketegangan meningkat sehari setelah seorang pengemudi ojek online (ojol) tewas ditabrak mobil polisi dalam bentrokan usai demonstrasi di depan gedung DPR. Aksi itu dipicu sejumlah isu, termasuk soal gaji anggota dewan.

IHSG sempat anjlok hingga 2,3 persen pada awal perdagangan Jumat—kejatuhan intraday terdalam sejak 23 Juni—sebelum menutup sesi dengan pelemahan 1,53 persen.

Meski demikian, indeks acuan sempat menorehkan rekor tertinggi (all-time high/ATH) pada Kamis lalu.

Kabar terbaru, Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan ketua umum partai politik dalam rangka menyikapi meningkatnya suhu politik di dalam negeri. Usai pertemuan, Prabowo membacakan pernyataan resmi dari pemerintah.

Bertempat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (31/8/2025), Prabowo meminta masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dengan damai hingga mencabut tunjangan bagi anggota legislatif. Dalam kesempatan tersebut hadir 8 ketua umum partai plus Ketua DPR, Puan Maharani dan Ketua MPR, Ahmad Muzani. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE