Imbas Pemberian Sanksi, Rusia Potong Ekspektasi Produksi Minyak 2023
Pemangkasan didasarkan pada dijatuhkannya serangkaian sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat seiring invasi militer yang dilakukan Rusia.
IDXChannel – Rusia secara resmi memangkas proyeksi produksi minyaknya di tahun depan. Kepastian ini disampaian oleh Kementerian Keuangan Rusia, yang memangkas ekspektasi produksi minyak kena pajaknya secara signifikan dalam rancangan anggaran yang disusun untuk tiga tahun ke depan.
Pemangkasan ekspektasi itu didasarkan pada dijatuhkannya serangkaian sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat seiring invasi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. Dengan adanya serangkaian sanksi tersebut, maka diproyeksikan bakal terhjadi penurunan secara keseluruhan dalam produksi dan volume penyulingan.
Sebagaimana diketahui, produksi minyak dan gas (migas) selama ini telah menjadi sumber utama mata pencaharian Rusia. Tambang-tambang migas itu ditemukan di rawa-rawa Siberia dalam beberapa dekade setelah perang dunia kedua oleh ahli geologi Soviet.
Dalam rancangan anggaran 2023, Rusia mengantisipasi proyeksi produksi migasnya, yang sebesar 490 juta ton, atau 9,84 juta barel per hari. Volume ini mengalami penurunan tujuh hingga delapan persen dari realisasi kebutuhan migas tahun ini, yang sekitar 525 hingga 530 juta ton.
Setelah direvisi, data tersebut kembali mengalami penurunan, yaitu menjadi 408,2 juta ton atau 8,20 juta barel per hari, dari yang sebelumnya terlihat 507,2 juta ton atau 10,15 juta barel perhari. Meski begitu, data anggaran pasca revisi tersebut dinilai masih memenuhi syarat untuk penerimaan pajak Rusia.
Dari jumlah tersebut, volume penyulingan yang direvisi turun hampir 20 persen atau 56 juta ton, menjadi 230,1 juta ton dari 286,1 ton yang terlihat di perkiraan sebelumnya. Ekspor minyak yang memenuhi syarat untuk bea ekspor di perkirakan sebesar 178,2 juta ton, turun 19,4 persen dari proyeksi yang dibuat sebelumnya.
Kementerian Keuangan Rusia mengatakan pihaknya menarik asumsi pada proyeksi ekspor Kementerian Ekonomi dan parameter lainnya. Sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (30/10/2022), Kementerian Keuangan mengatakan perkiraan kementerian ekonomi berdasarkan pada peningkatan ekspor minyak secara keseluruhan.
Termasuk peningkatan ekspor yang memenuhi syarat untuk keringanan pajak, yang terkait oleh perkiraan kenaikan produksi di lapangan, yang memiliki keringanan bea ekspor.
Penolakan sejumlah negara untuk bekerja sama dengan Rusia di sektor minyak, serta diskon penjualan ekspor utama Rusia, menyebabkan revisi perkiraan produksi minyak di Rusia.
Sejauh ini, Rusia adalah produsen terbesar ke 3 setelah Amerika Serikat dan Arab Saudi, tahan terhadap sanksi serta didukung oleh meningkatnya penjualan ke China dan India. (TSA)
Penulis: Mila Pertiwi