MARKET NEWS

Incar Pendapatan Rp1 Triliun, Begini Strategi Metrodata (MTDL)

Dhera Arizona 19/01/2023 13:14 WIB

PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) menyiapkan sejumlah strategi demi mengincar pendapatan Rp1 triliun dari sektor publik sepanjang 2023.

Incar Pendapatan Rp1 Triliun, Begini Strategi Metrodata (MTDL). (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), emiten teknologi informasi dan komunikasi digital, menyiapkan sejumlah strategi demi mengincar pendapatan Rp1 triliun dari sektor publik sepanjang 2023.

Asal tahu saja, unit bisnis Solusi dan Konsultasi MTDL memiliki delapan pilar solusi digital Metrodata, yaitu Cloud Services, Big Data & Analytics, IT Security, Hybrid IT Infrastructure, Business Application, Digital Business Platform, Consulting & Advisory Services, dan Managed Services. Layanan tersebut untuk menjawab peluang dari transformasi digital yang terus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Salah satu unit bisnis solusi yakni bisnis Cloud pertumbuhannya capai 63% YoY di kuartal III-2022. Pendapatan MTDL dari Cloud diperkirakan akan terus naik karena didukung oleh tren beralihnya ke langganan berbasis Cloud yang semakin banyak diminati.

Selain itu, peluang di consulting security juga semakin besar, karena tingkat serangan digital seperti ransomware yang semakin merusak bahkan bisa menghentikan bisnis perusahaan.

Sedangkan di unit bisnis Distribusi, perseroan mendistribusikan hampir 90% dari merek IT yang ada di Indonesia. Pada 2022, terdapat penambahan lima produk IT yang ditangani, yang semakin melengkapi portfolio produk-produk MTDL. 

"Dengan luasnya portofolio tersebut, risiko bisnis dapat tersebar sehingga bisnis perseroan akan tetap stabil walaupun terdapat goncangan pada merek-merek tertentu," ucap Presiden Direktur MTDL, Susanto Djaja dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (19/1/2023).

Selain terus menambah portofolio produk, perseroan juga akan terus memperbesar channel coverage di semua sektor bisnis dan meningkatkan kerja sama dengan vendor-vendor yang memiliki potensi untuk berkembang. 

Saat ini, perseroan telah memiliki 5.200 channel partner dan 3.700 dealer aktif di 20 lokasi di 150 kota di Indonesia. Distribusi melalui omnichannel baik offline dan online juga sudah dilakukan untuk mempermudah transaksi dengan pelanggan. 

Sebelumnya, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) membidik target pendapatan senilai Rp1 triliun pada 2023. Emiten jasa digital dan distributor produk teknologi ini menyatakan optimistis capaian itu dapat terwujud dari sektor publik.

Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), Susanto Djaja mengatakan, perseroan mencatatkan pertumbuhan permintaan kontrak jasa publik cukup signifikan dalam dua tahun terakhir. Hal ini didasari transformasi digital sejumlah pelanggan publik yang memanfaatkan jasa solusi digital perseroan.

"Diharapkan pencapaian ini akan terus meningkat, sehingga di 2023 target sebesar Rp1 triliun dapat tercapai," kata Susanto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/1/2023).

Selain sektor publik, peluang bisnis Solusi dan Konsultasi di sektor digital native juga semakin terbuka. Ini dipicu oleh sejumlah startup dan unicorn yang harus melakukan efisiensi, termasuk di bidang IT sehingga membutuhkan solusi digital.

“Saat ini kontribusi terbesar unit bisnis Solusi dan Konsultasi berasal dari sektor perbankan dan jasa keuangan, telekomunikasi, dan migas. Peluang di sektor lainnya seperti sektor publik dan digital native masih sangat terbuka karena masifnya transformasi digital di sektor ini. Kami sangat fokus pada sektor ini untuk mencapai target tahun ini,” katanya.

Susanto menambahkan, perseroan telah menetapkan target pendapatan dan pertumbuhan laba bersih sebesar 10% di 2023. Target tersebut dicanangkan dengan mempertimbangkan dampak dari situasi ekonomi makro yang diperkirakan akan bergejolak tahun ini. 

“Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, pasti akan ada hal positif yang bisa kita ambil. Kita akan tetap menambah produk lebih banyak lagi dan lebih memperluas pasar, karena dalam masa sulit biasanya kompetitor akan memperlambat atau mengurangi investasinya, sementara kita ingin tetap agresif,” pungkas Susanto.

(YNA)

SHARE