Indeks Dolar Menuju Kenaikan Mingguan, Pasar Tunggu Pidato Powell di Jackson Hole
Dolar AS stabil pada Jumat (22/8/2025), namun tetap berada di jalur kenaikan mingguan yang solid.
IDXChannel - Dolar AS stabil pada Jumat (22/8/2025), namun tetap berada di jalur kenaikan mingguan yang solid. Adapun investor menantikan pidato penting Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang berpotensi menentukan arah suku bunga dalam jangka pendek.
Laporan ketenagakerjaan Juli yang lebih lemah dari perkiraan, ditambah revisi turun signifikan terhadap data perekrutan Mei dan Juni, meningkatkan harapan akan segera adanya pemangkasan biaya pinjaman.
Bahkan, sebagian pelaku pasar sempat memperhitungkan kemungkinan pemangkasan jumbo pada pertemuan The Fed berikutnya di September.
Namun, komentar hati-hati dari sejumlah pejabat bank sentral serta data ekonomi yang menunjukkan risiko inflasi telah meredam ekspektasi tersebut. Berdasarkan alat CME FedWatch, pelaku pasar kini memperkirakan peluang 75 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September, turun dari 92 persen sepekan sebelumnya.
Pejabat Federal Reserve pada Kamis tampak tidak terlalu antusias terhadap ide pemangkasan suku bunga bulan depan, menjadikan pidato Powell di simposium tahunan Jackson Hole, Wyoming, sebagai sorotan utama.
"Powell kemungkinan tidak akan berkomitmen langsung pada pemangkasan September," kata Chief Investment Strategist di Saxo, Charu Chanana.
The Fed, kata dia, punya mandat ganda di mana saat ini inflasi lebih besar risikonya dibanding pasar tenaga kerja. Dengan masih adanya data inflasi dan ketenagakerjaan yang akan dirilis sebelum pertemuan September, Powell punya alasan untuk tetap hati-hati dan menjaga fleksibilitas kebijakan.
Hal itu bisa membuat dolar rentan setelah kenaikan tipis namun stabil sepanjang pekan ini. Euro terakhir berada di USD1,1613, melemah 0,8 persen sepanjang pekan, sementara poundsterling stabil di USD1,3416, turun hampir 1 persen sepanjang pekan.
Melansir Yahoo Finance, Indeks dolar yang mengukur kinerja dolar terhadap enam mata uang utama, berada di level 98,61, menuju kenaikan mingguan 0,7 persen sekaligus menghentikan tren penurunan dua minggu berturut-turut.
Menurut Joseph Capurso, Head of International and Sustainable Economics di Commonwealth Bank of Australia, ekspektasi pasar terhadap pemangkasan September membuat Powell berada pada posisi sulit.
"Kami memperkirakan dolar akan menguat lebih besar jika Powell menantang ekspektasi pasar terhadap pemangkasan 25 bps September. Dengan kata lain, risiko pergerakan dolar saat ini asimetris dengan potensi kenaikan lebih besar daripada penurunan," ujarnya.
Yen diperdagangkan di level 148,45 per dolar pada awal sesi, setelah data menunjukkan inflasi inti Jepang kembali melambat di Juli, menandai perlambatan untuk bulan kedua berturut-turut.
Meski begitu, angka inflasi masih berada di atas target 2 persen yang ditetapkan Bank of Japan (BOJ), sehingga ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga bulan depan tetap terjaga. Sepanjang pekan, yen melemah lebih dari 0,8 persen, mencatat penurunan mingguan terbesar sejak pertengahan Juli.
"Inflasi inti kemungkinan tetap di atas 3 persen untuk periode yang cukup lama. Kami memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga kebijakannya pada Oktober," kata Senior Economist di ING, Min Joo Kang.
(NIA DEVIYANA)