Indeks Saham Syariah Indonesia Terus Menguat, Naik hingga 84 Persen
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011 adalah indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI.Â
IDXChannel - Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011 adalah indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI. ISSI merupakan indikator dari kinerja pasar saham syariah Indonesia. Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang tercatat di BEI dan masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK. Artinya, BEI tidak melakukan seleksi saham syariah yang masuk ke dalam ISSI.
Mengutip laman resmi BEI, Jumat (16/7/2021), Konstituen ISSI diseleksi ulang sebanyak dua kali dalam setahun, setiap bulan Mei dan November, mengikuti jadwal review DES. Oleh sebab itu, setiap periode seleksi, selalu ada saham syariah yang keluar atau masuk menjadi konstituen ISSI.
Metode perhitungan ISSI mengikuti metode perhitungan indeks saham BEI lainnya, yaitu rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar dengan menggunakan Desember 2007 sebagai tahun dasar perhitungan ISSI.
Salah satu cara menemukan saham syariah adalah memilih saham yang masuk ke dalam indeks saham syariah. Di BEI, ada tiga indeks saham syariah yaitu Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Saham Syariah (ISSI) dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70). Dari tiga indeks itu, ISSI adalah indeks saham yang mencakup seluruh saham syariah yang tercatat di BEI serta masuk ke dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh OJK.
Sebelumnya, pasar modal syariah Indonesia dalam 10 tahun terakhir mencatatkan pertumbuhan yang cukup menjanjikan. Jumlah saham syariah meningkat 84% atau lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan jumlah saham secara umum.
Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury menyebut, dalam 10 tahun terakhir, jumlah saham tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara rata-rata meningkat hingga 65%. Tapi jumlah saham syariah justru meningkat di kisaran 84%.
Sementara itu, tingkat pertumbuhan saham non syariah jauh lebih rendah yaitu di kisaran 44%. Rata-rata volume transaksi harian di pasar modal Indonesia meningkat sebesar 13,8% setiap tahunnya, di mana, dari 2,7 miliar lembar di tahun 2011 menjadi 8,97 miliar lembar pada Maret 2021.
Kemudian, rata-rata nilai transaksi harian meningkat sebesar 14,6% per tahun, rata-rata frekuensi transaksi harian bahkan meningkat mencapai 31% per tahunnya. Sementara, nilai kapitalisasi pasar meningkat sebesar 6,4%.
Meski begitu, kata Pahala, pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia pada awal tahun 2020 berdampak besar pada sektor perekonomian dan keuangan secara umum. Dari sisi pasar modal syariah, pada 2020 atau secara tahunan (YoY) Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menurun sebesar 5,46%. Sementara, Jakarta Islamic Index (JII) menurun 9,6%. (NDA)