MARKET NEWS

Independensi Bank Sentral dalam Ancaman, Poundsterling Makin Tenggelam

Tim IDXChannel 11/09/2022 06:09 WIB

publik Inggris mulai bertanya-tanya tentang arah kebijakan Truss dalam kebijakan makro dan keuangan.

Independensi Bank Sentral dalam Ancaman, Poundsterling Makin Tenggelam (foto:MNC Media)

IDXChannel - Sejumlah kebijakan strategis terkait penanganan krisis energi telah diambil oleh Perdana Menteri Inggris yang baru, Liz Truss, sejak pertama kali menjabat pada Selasa (6/9/2022) lalu. 

Kini, publik Inggris mulai bertanya-tanya tentang arah kebijakan Truss dalam kebijakan makro dan keuangan. Terutama terkait dukungannya pada Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) dalam menangani laju inflasi yang telah melewati level 10 persen, sekaligus menjadi rekor level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Sebagian pelaku pasar keuangan khawatir ke depan Truss bakal cenderung melakukan intervensi politik dan tidak terlalu mengindahkan independensi BoE dalam mengelola kebijakannya menekan laju inflasi.

Terkait hal itu, Gubernur BoE, Andrew Bailey, secara khusus meminta Truss dan jajarannya untuk segera angkat bicara, agar spekulasi negatif itu tidak semakin merebak dan mengganggu kinerja keuangan Inggris secara keseluruhan.

"Klarifikasi dibutuhkan guna membersihkan beberapa kegelisahan ini. Ini tentu menjadi kejutan terbesar yang akan kita hadapi, namun bukan berarti rezim telah gagal," ujar Bailey, sebagaimana dilansir The Guardian, Jumat (9/9/2022).

Mencoba mendinginkan suasana, Menteri Keuangan yang juga baru dilantik oleh Truss, Kwasi Kwarteng, mencoba memanfaatkan hari pertamanya bertugas untuk menenangkan pasar dan meredam spekulasi terkait independensi BoE tersebut.

Dalam pertemuan dengan jajaran pejabat eksekutif perbankan, Kwarteng memastikan bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Truss tetap berkomitmen menghormati independensi BoE dan tidak akan mencampurinya atas alasan apa pun.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, yaitu Gubernur BoE, Andrew Bailey, di mana Kwarteng mencoba meyakinkannya bahwa dukungan Pemerintah Inggris terhadap BoE adalah utuh dan final.

"Bank Sentral memiliki dukungan penuh dan final dari kami dalam mengendalikan inflasi," ujar Kwarteng, dalam laporan tersebut.

Komentar tersebut muncul saat poundsterling kembali jatuh satu persen menjadi USD1,1406, sekaligus menjadi level terendah dalam 37 tahun terakhir.

Meski penguatan dolar AS tidak hanya terjadi terhadap poundsterling namun juga pada beragam mata uang lain, sejumlah pakar ekonomi tetap menyebut bahwa Inggris berada dalam tekanan seiring inflasi yang tidak terkendali, sehingga memunculkan potensi resesi. (TSA)

Penulis: Nur Pahdilah

SHARE