MARKET NEWS

Inflasi AS Capai Titik Terendah Dua Tahun, Rupiah Bisa Makin Perkasa

Michelle Natalia 13/04/2023 12:12 WIB

Inflasi Amerika Serikat (AS) yang turun ke level 5% di Maret 2023 menurunkan kekhawatiran terhadap kebijakan The Fed dan berdampak pada penguatan rupiah.

Inflasi AS Capai Titik Terendah Dua Tahun, Rupiah Bisa Makin Perkasa. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Laju inflasi Amerika Serikat (AS) yang turun ke level 5% di Maret 2023 menjadi titik terendah dalam dua tahun terakhir. Hal itu langsung meredam kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed.

Dampaknya, mata uang seperti Rupiah berpeluang menguat. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto, yang menyebutkan inflasi AS yang rendah mampu mendorong mata uang di kawasan Asia, termasuk Indonesia.

"Hari ini di pasar Asia pasca rilis data CPI AS yang melambat, pergerakan mata uang Asia sampai siang ini banyak mengalami penguatan, termasuk Rupiah tentunya," ujar Edi kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Dia pun mengatakan pandangan pelaku pasar juga akan berdampak terhadap pelemahan dolar AS dan penguatan mata uang non dolar AS. 

"Sepertinya pandangan pelaku pasar apabila terdapat rilis data AS yang mendukung ke arah stance less hawkish, atau bahkan dovish atas kebijakan suku bunga the Fed, maka cenderung melemahkan dolar AS (atau non USD menguat)," sambungnya.

Meski begitu, progres perkembangan di global masih akan sangat bergantung pada data. ”Arti lebih jauh bahwa perkembangan global masih sangat bersifat data dependant," pungkas Edi.

Mengacu pada data Bloomberg, rupiah ditutup menguat tipis 5,5 poin atau 0,04% ke Rp14.880 per dolar AS pada Rabu (12/4/2023), sedangkan indeks dolar AS berada di level 102,06 atau turun 0,14%.  

Tak hanya Rupiah, mata uang dolar Singapura (SGD) terpantau menguat 0,06%, diikuti rupee India menguat 0,11%, yuan China menguat 0,06%, ringgit Malaysia menguat 0,14%, dan baht Thailand menguat 0,21%.

(FRI)

SHARE