MARKET NEWS

Inflasi AS Juli Naik 2,7 Persen, Bagaimana Peluang Suku Bunga The Fed?

Dinar Fitra Maghiszha 12/08/2025 21:00 WIB

Inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) tercatat naik 2,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juli 2025.

Inflasi AS Juli Naik 2,7 Persen, Bagaimana Peluang Suku Bunga The Fed? Foto: Freepik.

IDXChannel - Inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) tercatat naik 2,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juli 2025. Angka indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) ini lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 2,8 persen.

Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) AS pada Selasa (12/8/2025) mencatat kenaikan ini sama dengan laju inflasi pada Juni 2025.

Secara bulanan (month-on-month/mom), inflasi naik 0,2 persen, sesuai ekspektasi dan melambat dari kenaikan 0,3 persen pada Juni.

Jika tidak memasukkan komponen pangan dan energi yang bergejolak, inflasi inti (core CPI) naik 3,1 persen yoy pada Juli. Namun angka ini lebih tinggi dari 2,9 persen pada bulan sebelumnya dan di atas perkiraan 3,0 persen.

Secara bulanan, inflasi inti meningkat 0,3 persen, naik dari 0,2 persen pada Juni.

BLS mencatat, beberapa kategori harga mengalami kenaikan akibat tarif impor yang lebih tinggi, namun belum memicu lonjakan harga secara luas.

Sejumlah analis menilai dampak penuh dari tarif baru kemungkinan baru akan terlihat setelah persediaan barang sebelum tarif habis dan harga penyesuaian mulai berlaku.

Data ini dirilis di tengah ekspektasi pasar bahwa inflasi yang terkendali dapat membuka peluang bagi bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), untuk memangkas suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan September mendatang.

Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin naik menjadi lebih dari 90 persen setelah rilis data CPI, dari sekitar 86 persen sehari sebelumnya.

Ekspektasi tersebut juga didukung oleh laporan ketenagakerjaan periode Juli yang lemah, dilansir Investing, Selasa (12/8/2025).

Beberapa pejabat The Fed sebelumnya telah memberi sinyal kesiapan untuk mendukung pemangkasan suku bunga di tengah kekhawatiran perlambatan pasar tenaga kerja dan risiko terhadap aktivitas ekonomi.

(NIA DEVIYANA)

SHARE