Inflasi Melambung dan Ogah Naikkan Suku Bunga, Erdogan: Haram!
alih-alih mengatasinya dengan menaikkan suku bunga, yang dilakukan Erdogan justru sebaliknya, yaitu memangkas suku bunga.
IDXChannel - Lonjakan inflasi yang telah mencapai rekor tertingginya hingga 74,5 persen belum juga membuat Pemerintah Turki tergerak untuk menaikkan tingkat suku bunganya. Alhasil, nilai tukar mata uang Lira terus melemah di pasaran, hingga menyentuh angka 14 lira per dollar AS, menurut situs nilai tukar mata uang, www.xe.com.
Sedangkan bila dikonversi terhadap rupiah, 1 lira kini juga hanya dihargai Rp845 saja. Nilai tukar tersebut merosot dari posisi awal Mei 2022, di mana kurs Lira terhadap rupiah adalah sebesar Rp947 per lira.
Lebih bergerak mundur, posisi kur Lira per akhir tahun 2021 malah masih bertengger di Rp1.069 per lira. Bahkan jika ditarik setahun penuh ke belakang, tepatnya posisi 11 Juni 2021, saat itu kurs kedua mata uang masih mencapai Rp1.689 per lira.
"Memang kebijakan menolak kenaikan suku bunga yang dilakukan Presiden Erdogan mau tidak mau membuat suplai uang di pasar jadi melimpah, sehingga nilai mata uang lira juga jadi semakin turun dan tidak berharga," ujar ujar Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, kepada idxchannel, Jumat (10/6/2022).
Langkah Erdogan yang kukuh menolak kenaikan suku bunga ini seolah mengulang kejadian pada akhir tahun 2021 lalu, di mana saat itu inflasi Turki juga melambung hingga 44 persen secara tahunan. Namun, alih-alih mengatasinya dengan menaikkan suku bunga, yang dilakukan Erdogan justru sebaliknya, yaitu memangkas suku bunga.
"Jangan bernah berharap lebih dari Saya (selain memangkas suku bunga). Saya Muslim. Negara (Turki) ini mayoritas juga Muslim. Dalam ajaran kami, bunga adalah riba, dan hukumnya haram. Itu jelas. Kami akan terus melakukan apa yang diperintahkan agama kami. Itu adalah perintah-Nya," ujar Erdogan, dalam sebuah pidatonya yang disiarkan secara nasional, sebagaimana dilansir, AFP, akhir tahun lalu.
Dengan keyakinan tersebut lah, Erdogan diketahui telah mengintervensi Bank Sentral Turki untuk menuruti keinginannya dalam menahan tingkat suku bunga, di tengah tekanan inflasi yang semakin tak terkendali.
"Karena itu, kalau kita bicara apa yang bisa kita ambil pelajaran dari Turki, adalah jangan pernah campur-adukkan kepentingan ekonomi dengan politik. Kita bisa lihat kepentingan politik Erdogan telah membuat bank sentral mereka tidak leluasa bergerak dalam mengantisipasi lonjakan inflasi. Sehingga hasilnya kita bisa lihat bersama, inflasi mereka jadi makin tidak terkendali," tegas Bhima. (TSA)