Inflasi September Melambat, Kebijakan Bank Sentral Korsel Diyakini Tetap Agresif
pengamat juga meyakini rencana BoK untuk kembali akan menaikkan suku bunga acuannya di awal tahun depan juga akan tetap dilakukan.
IDXChannel - Laju inflasi di Korea Selatan pada September 2022 lalu terpantau kembali melambat, menjadi catatan perlambatan dalam dua bulan terakhir di Negeri Ginseng.
Namun demikian, meski tren perlambatan inflasi mulai terlihat, sejumlah pengamat ekonomi menilai bahwa kondisi tersebut belum akan mengubah kebijakan pengetatan suku bunga yang diambil oleh Bank Sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK).
Bahkan, pengamat juga meyakini rencana BoK untuk kembali akan menaikkan suku bunga acuannya di awal tahun depan juga akan tetap dilakukan, mengingat porsi perlambatan inflasi yang terjadi dalam dua bulan terakhir diperkirakan masih belum cukup signifikan guna mengubah konstelasi kebijakan yang ada.
Langkah BoK yang diperkirakan masih tetap kukuh dalam menjalankan kebijakan ketatnya, mendapat dukungan penuh dari pengamat ekonomi negara tersebut. Langkah pengetatan, dalam pandangan pengamat, masih sangat dibutuhkan bagi Korea Selatan untuk menjaga kekuatan nilai tukar Won, yang di sepanjang tahun ini telah merosot 16 persen secara akumulatif.
Penguatan mata uang domestik, disebut para pengamat sangat penting dilakukan seiring kebijakan moneter Amerika Serikat yang juga cenderung agresif, sehingga berpengaruh terhadap negara-negara lain di dunia.
Berdasarkan data statistik Korea Selatan, indeks harga konsumen (CPI) mengalami kenaikan sebesar 5,6 persen pada bulan September dibandingkan bulan September tahun lalu.
Namun, hal ini tetap menjadi perlambatan kedua secara berturut-turut secara bulanan, mengingat pada Agustus, inflasi Korsel tercatat menjadi 5,7 persen, yang menjadi perlambatan pertama dalam tujuh bulan terakhir.
Dengan kebijakan Bank Sentral AS, Federal Reserves (The Fed) yang terus memperketat kebijakan suku bunganya secara agresif, para ekonom Korea Selatan berekspetasi agar BoK turut mengimbanginya dengan kembali menaikkan suku bunganya pada minggu depan, bahkan dengan porsi kenaikan yang lebih besar dari 50 basis poin, seperti yang biasa dilakukan selama ini.
"Saya pikir tekanan inflasi secara keseluruhan telah melewati puncaknya di Korea Selatan, tetapi Bank of Korea tidak membuat keputusan kebijakan hanya pada angka inflasi tetapi harus mempertimbangkan kebijakan AS dan nilai tukar mata uang asing," ujar Ekonom di Investasi Keuangan DB, Moon Hong-cheol, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (5/10/2022).
Sebelumnya, BoK telah menaikkan suku bunga dengan total dua persen sejak Agustus tahun lalu, dari rekor terendah 0,5 persen, demi menghadapi tekanan inflasi yang terjadi.
Gubernur BoK, Rhee Chang-Yong, juga menyatakan bahwa kebijakan pengetatan belum akan berhenti, dan bakal kembali akan dilakukan dalam waktu dekat. Disinyalir, kebijakan kenaikan bunga nantinya akan disepakati dalam pertemuan Dewan kebijakan BoK, yang akan digelar Rabu (12/10/2022) pekan depan.
Pada pertemuan internal yang dilaksanakan pada Hari Rabu, Bank of Korea menegaskan bahwa prospek inflasi tidak pasti, mencantumkan won dan harga minyak global sebagai solusi dari ancaman inflasi di masa depan. (TSA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro