MARKET NEWS

Ingin Borong Saham GGRM dan HMSP? Simak Target Harganya Biar Cuan

Fiki Ariyanti 26/02/2024 07:31 WIB

Simak proyeksi saham dua produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP).

Ingin Borong Saham GGRM dan HMSP? Simak Target Harganya Biar Cuan (Foto MNC Media)

IDXChannel - Jumlah pengguna produk tembakau diproyeksi akan terus mengalami penurunan ke level prevalensi 20,4 persen atau 1,27 miliar orang pada 2025. Saat ini, penggunaan produk tembakau sudah menyusut hingga ke level 22,3 persen atau 1,32 miliar orang.

Sementara itu, pada 2024, pemerintah resmi menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok sebesar 10 persen. Sedangkan cukai rokok elektrik ditetapkan naik 15 persen dan kena pajak 10 persen dari cukai rokok. 

Analis Saham dari Panin Sekuritas, Rizal Rafly mengatakan, kenaikan UMP 2024 yang minim atau sebesar 3,4 persen berpotensi menekan volume penjualan. Kenaikan tersebut di bawah ekspektasi yang dapat mencapai 10%, tentunya akan sulit untuk mengkompensasi kenaikan harga pangan yang diprediksi bakal berlanjut pada 2024. 

"Menurut kami, kenaikan UMP yang minim akan terus menyebabkan perokok berpenghasilan rendah melakukan downtrading. Perokok akan beralih ke rokok yang lebih murah, terutama rokok di bawah tier-1 atau segmen rokok yang memiliki peningkatan ASP terendah," jelas dia dalam risetnya, Senin (26/2/2024).

Lalu bagaimana dengan proyeksi saham dua produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)? 

Rizal menilai optimistis terhadap performa GGRM ke depan yang didukung oleh beberapa faktor. Pertama, pertumbuhan penjualan produk Sigaret Kretek Tangan (SKT). Kedua, kemampuan perseroan dalam menumbuhkan pertumbuhan laba di tengah penurunan volume penjualan.

Faktor ketiga, sambungnya, potensi perbaikan daya beli masyarakat di tengah periode pemilu, dan keempat, posisi neraca yang solid untuk menunjang operasional perusahaan. Serta kelima, valuasi GGRM yang terlampau murah dibandingkan dengan HMSP. 

"Sejalan dengan hal ini, kami merekomendasikan BUY untuk GGRM dengan target harga Rp25.000 (implied PE 7,4x di 2024)," kata Rizal.

Sementara untuk saham HMSP, Rizal merekomendasikan HOLD dengan target harga ke Rp955. 

"Kami merekomendasikan HOLD dengan target price Rp955 (implied PE 14,9x di 2024). Didorong oleh potensi penurunan lebih lanjut pada volume penjualan rokok, downtrading oleh konsumen kepada produk-produk yang lebih murah, serta ruang kenaikan cukai rokok yang dapat menekan profitabilitas," tutupnya.

(FAY)

SHARE