MARKET NEWS

Ini Penyebab Laba Bersih Adaro Energy (ADRO) Melonjak 613 Persen di Semester-I 2022

Aldo Fernando - Riset 30/08/2022 11:17 WIB

Laba bersih emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melesat 613,48% secara tahunan (yoy) menjadi USD1,21 miliar.

Ini Penyebab Laba Bersih Adaro Energy (ADRO) Melonjak 613 Persen di Semester-I 2022. (Foto: MNC Media)

IDXChannelLaba bersih emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melesat 613,48% secara tahunan (yoy) menjadi USD1,21 miliar atau setara dengan Rp18,05 triliun (asumsi kurs 14.890/USD) pada semester I 2022.

Menurut laporan keuangan perusahaan di website Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih tersebut lebih tinggi dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD169,96 juta.

Kenaikan laba yang cemerlang tersebut tidak lepas dari pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 126,61% yoy menjadi USD3,54 miliar (Rp52,73 triliun) selama enam bulan pertama 2022.

Pada semester I 2021, pendapatan bersih emiten yang dinakhodai konglomerat Garibaldi ‘Boy’ Thohir tersebut sebesar USD1,56 miliar.

Sementara, beban pokok pendapatan dan penjualan naik sebesar 42,57% yoy menjadi USD1,51 miliar pada semester I 2022.

Dari laporan neraca, total aset ADRO tercatat sebesar USD8,79 miliar per 30 Juni 2022, terdiri dari total liabilitas USD3,28 miliar dan total ekuitas USD5,51 miliar.

Penyebab Lonjakan Laba

Dalam rilis pers perusahaan, Selasa (30/8), manajemen menjelaskan, kenaikan laba ADRO pada semester I 2022 “berkat harga [batu bara] yang sangat tinggi dalam sejarah akibat peristiwa-peristiwa geopolitis dan efisiensi operasional yang dilakukan secara berkesinambungan”.

Manajemen merinci, cuaca buruk, kelangkaan pasokan dan peristiwa-peristiwa geopolitis mendorong harga batu bara ke level yang tinggi dalam sejarahnya, sehingga menunjang kenaikan harga jual rerata [ASP] perusahaan.

Selain itu, walaupun menghadapi curah hujan yang tinggi dan masalah pengadaan alat berat, ADRO berhasil meningkatkan produksi sebesar 6% y-o-y menjadi 28,0 juta ton dari 26,5 juta ton pada 1H22.

Peningkatan produksi, kata manajemen, membantu kenaikan penjualan batu bara sebesar 7% menjadi 27,5 juta ton 1H22 dari 25,8 juta ton di periode yang sama tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, ADRO mencatat penurunan pengupasan lapisan penutup sebesar 11% menjadi 102,05 million bank cubic meter (Mbcm) pada semester I 2022 dari 115,2 Mbcm dan nisbah kupas turun 16% y-o-y menjadi 3,64x dari 4,35x.

“Jika cuaca memungkinkan, perusahaan memperkirakan nisbah kupas akan meningkat pada 2H22, namun tidak mudah untuk memenuhi panduan nisbah kupas 4,1x pada 2022,” kata pihak ADRO.

Sementara, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Garibaldi Thohir menjelaskan, “Semester pertama 2022 adalah semester yang sangat kondusif untuk harga, sehingga mendorong pendapatan menyentuh rekor-rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan. Hal ini dipicu oleh gabungan berbagai faktor yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat, mulai dari cuaca tak menentu yang mengakibatkan kenaikan permintaan bagi produkproduk kami, sampai kelangkaan pasokan yang belum juga teratasi akibat masalah pengadaan alat berat dan cuaca buruk di wilayah-wilayah tambang secara global. Dampak terbesar disebabkan risiko geopolitis dari Eropa.”

Boy Thohir melanjutkan, pendapatan, EBITDA dan laba bersih ADRO mencapai rekor tertinggi kinerja semester pertama sejak perusahaan pertama kali melantai di bursa 14 tahun lalu.

Mengutip Boy, EBITDA operasional yang melebihi USD2,3 miliar, dan laba inti yang mencapai USD1,4 miliar setara dengan peningkatan masing-masing 269% dan 338% yoy, yang mencerminkan kualitas laba perusahaan.

“Laba yang sangat tinggi akan membantu kami untuk memberikan dukungan finansial terhadap transformasi Grup Adaro di tahun-tahun mendatang karena kami melakukan investasi besar pada energi terbarukan, pengembangan kawasan industri hijau terbesar dunia, dan mendiversifikasi semakin jauh dari batu bara termal,” pungkas kakak kandung dari Menteri BUMN Erick Thohir tersebut. (ADF)

SHARE