Ini Peran Analisis Fundamental dalam Mendeteksi Saham Undervalued
Analisis fundamental mempunyai peran untuk mendeteksi saham. Terlebih untuk mendeteksi atau mencari saham-saham undervalued alias murah.
IDXChannel - Analisis fundamental mempunyai peran untuk mendeteksi saham. Terlebih untuk mendeteksi atau mencari saham-saham undervalued alias murah.
Analisis fundamental menjadi salah satu metode untuk menganalisis saham yang lebih jeli dan akurat, terlebih jika ingin melakukan investasi jangka panjang.
Dengan menerapkan analisis fundamental, investor diprediksi akan mendapat beberapa manfaat seperti mengetahui kapan harus berinvestasi dan juga memilih saham yang tepat.
Selain itu, analisis fundamental dapat digunakan untuk mengetahui nilai intrinsik suatu saham, yaitu berapa nominal rupiah saham itu layak dihargai.
Secara umum, Analisis fundamental diartikan sebagai analisis yang mempelajari kondisi fundamental perusahaan termasuk mempelajari rasio keuangan perusahaan. Hal ini digunakan untuk menentukan saham yang ingin dibeli atau dijual.
Analisis Fundamental berfungsi untuk mengetahui waktu yang tepat untuk berinvestasi, selain itu untuk mengetahui kapan waktu terbaik membeli saham dan menjualnya. Cara ini penting untuk investor dalam mengoptimalkan keuntungan lewat capital gain, yaitu selisih dari harga beli dengan harga jual.
Selain itu, analisis fundamental juga bisa membantu untuk menentukan saham terbaik sehingga seorang investor tentu bisa terhindar dari investasi di saham dengan kualitas yang kurang baik. Analasi fundamental juga bisa membantu investor untuk mengetahui harga wajar sebuah saham.
Ada beberapa rasio keuangan dalam analisis fundamental yakni Price to Earning Ratio (PER). PER merupakan rasio yang menggambarkan keuntungan sebuah perusahaan dibandingkan harga sahamnya.
PER adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang dipakai untuk membeli saham. PER juga bisa digunakan untuk mencari saham-saham undervalued alias murah.
Sebuah saham dianggap murah bila PER-nya lebih rendah daripada PER rata-rata di dalam sebuah industri.
Contihnya, sebuah perusahaan tambang memiliki PER di bawah rata-rata PER industri pertambangan, maka saham tambang tersebut akan dianggap murah.
Alternatifnya, bila kita tidak melihat rata-rata PER industri, sebagai patokan umumnya, saham dengan PER di bawah 10x dianggap murah, dan saham yang memiliki PER di atas 20x dianggap mahal.
Selain PER, Price to Book Value atau PBV juga bisa digunakan dalam analisis fundamental. PBV merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menilai harga sebuah perusahaan dibandingkan kekayaan bersihnya.
Umumnya investor disarankan untuk mencari saham dengan PBV yang lebih rndah daripada rata-rata PBV industri.
PBV yang tinggi bisa jadi disebabkan oleh harga pasar yang sudah terlampau tinggi. PBV rendah sering dijadikan indikator mencari saham yang murah atau Undervalued. (NIY)