MARKET NEWS

Ini Progres Lini Produksi Bahan Baku Kendaraan Listrik Harita Nickel (NCKL), Kapan Beroperasi?

Cahya Puteri Abdi Rabbi 12/04/2023 11:46 WIB

Perseroan telah menyelesaikan tiga lini produksi MHP dengan total kapasitas produksi mencapai 55 ribu metal ton per tahun.

Ini Progres Lini Produksi Bahan Baku Kendaraan Listrik Harita Nickel (NCKL), Kapan Beroperasi? Foto: MNC Media.

IDXChannel - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel menyampaikan salah satu lini produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) atau bahan baku baterai kendaraan listrik milik perseroan sudah mulai beroperasi pada Maret 2023.

“Satu dari tiga lini produksi MHP kami sudah berjalan pada akhir Maret kemarin,” kata Presiden Direktur NCKL, Roy Arman Arfandy saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/4/2023).

Roy menjelaskan saat ini perseroan telah menyelesaikan tiga lini produksi MHP dengan total kapasitas produksi mencapai 55 ribu metal ton per tahun. Di samping itu, NCKL juga telah memasuki fase commissioning untuk produksi nikel sulfat sejak April 2023.

Tak hanya itu, entitas usaha perseroan yakni PT Halmahera Jaya Feronikel juga telah menyelesaikan pembangunan smelter kedua. Saat ini, sebanyak enam dari delapan lini produksi sudah mulai beroperasi secara komersial.

“Tahun ini kami harap delapan lini produksi sudah dapat beroperasi dan berproduksi secara penuh,” imbuh Roy.

Adapun, hasil produksi perseroan masih difokuskan untuk kebutuhan ekspor. Hal itu lantaran pasar dan permintaan lebih banyak datang dari luar negeri. Roy menyebut, negara-negara yang menjadi tujuan ekspor perseroan antara lain Korea, India, dan China.

Harita Nickel resmi mencatatkan sahamnya di BEI hari ini, Rabu (12/4/2023). Dalam proses penawaran umum atau initial public offering (IPO), perseroan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed, sehingga sesuai dengan ketentuan pelaksanaan distribusi saham melalui platform e-IPO porsi alokasi pooling yang dipersyaratkan adalah sebesar 5%.

Lebih lanjut, perseroan akan menggunakan 50,4% dana hasil IPO untuk keperluan entitas anak dan entitas asosiasi yang akan disalurkan melalui modal dan pinjaman. 

Sementara lebih dari 40%  dana hasil IPO akan digunakan untuk membayar utang, lalu sisanya untuk belanja modal dan modal kerja. (NIA)

SHARE